Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Matty Healy, vokalis band The 1975 membahas kontroversinya yang mengkritik undang-undang anti LGBT di Malaysia saat sedang tampil di Hawaii.

Dipantau Holopis.com dari akun TikTok @tcims, Rabu (9/8), Matty tengah membahas kejadian dimana ia sedang memperjuangkan hak-hak kaum LGBT saat tampil di negara yang memiliki undang-undang anti LGBT dan hampir masuk penjara karenanya.

@tcims

♬ original sound – [redacted]

“Apa yang ingin saya katakan adalah saya tidak peduli dengan omong kosong tentang menyelamatkan kulit putih. Yang ingin saya katakan adalah melakukan hal yang benar sering kali memerlukan banyak pengorbanan dan mendapatkan sangat sedikit imbalan,” ujarnya.

“Dan terlihat melakukan hal yang benar memerlukan sedikit pengorbanan, dan saat itulah Anda mendapatkan semua imbalannya,” tambahnya.

Matty pun mengatakan bahwa ia dan Ross MacDonald hampir mencukur kepala karena mereka pikir mereka akan masuk penjara.

“Saya dan Ross hampir saja mencukur kepala kami, sebab kami pikir kami akan masuk penjara karena menjadi gay,” ucapnya.

Sementara itu, pihak promotor Good Vibes Festival, Future Sound Asia telah memberikan surat tuntutan kepada band The 1975 untuk pertanggung jawabannya atas kerugian finansial yang disebabkan oleh pemberhentian paksa festival musik tersebut.

Dalam pertunjukkan yang sama, Matty pun mengatakan suatu hal yang dianggap seperti tengah mengolok Malaysia, sebelum akhirnya intro lagu “It’s, Not Living If It’s Not With You” dimainkan dan memotong perkataannya sebelum ia selesai berbicara.

“Jika kamu ingin tips berlibur dariku, jangan pergi ke…,” ucap Matty sebelum terpotong intro lagu.