HOLOPIS.COM, JAKARTA – Politikus senior PDIP, Kapitra Ampera mengingatkan Rocky Gerung soal kata “bajingan tolol” bahwa semua lampisan masyarakat tahu jika itu adalah diksi penghinan (hate speech) atau ujaran kebenciaan yang dialamatkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) selaku Kepala Negara.

“Kata bajingan sudah telanjur dimaknai dengan makna yang negatif atau sebuah umpatan di tengah masyarakat kita. Bajingan itu mengambarkan sosok seorang yang tidak baik meresahkan masyarakat,” kata Kapitra di Jakarta seperti dikutip Holopis.com, Jumat (4/8).

Bahkan kata Kapitra, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata bajingan diartikan sebagai penjahat, pencopet atau makian untuk orang yang kurang ajar.

Memang dalam masyarakat Jawa, bajingan artinya sopir atau pengendali dari moda transportasi tradisional masyarakat Jawa yaitu gerobak sapi.

“Tentu makna bajingan sebagai produk budaya masyarakat Jawa dengan makna menurut KBBI telah bergeser sangat jauh. Sebagai seorang yang katanya akademisi semestinya Rocky Gerung menjauhkan istilah itu terlebih lagi di hadapan publik,” jelasnya.

Terlepas itu semua, lanjut Kapitra, makna atau arti dari kata bajingan itu, ada kata “tolol” yang dirangkaikan Rocky dalam ucapannya di acara Aliansi Aksi Sejuta Buruh pada 29 Juli di Kota Bekasi yang artinya sangat bodoh atau bebal, sehingga “bajingan tolol” itu menjadi jelas sebuah penghinaan yang dialamatkan kepada Jokowi sebagai Kepala Negara.

“Silakan saja Rocky Gerung memutar dan beralih dengan berbagai istilah. Sebagai seorang yang mengaku akademisi harusnya paham bahwa daya nalar orang itu berbeda, tidak sama seperti dia. Ini kan dia lontarkan di depan publik atau umum, mustinya dia paham itu kalau memang cerdas,” imbuhnya.

Apalagi, tambah Kapitra, Rocky Gerung selalu bicara akal sehat seharusnya dia paham kalau sehat mustinya dia tahu tempat. Pernyataan Rocky Gerung yang mengajak atau memprovokasi masyarakat untuk melakukan gerakan people power pada 10 Agustus 2023 apakah itu juga dibenarkan.

“Cobalah berpikir dengan akal sehat kalau istilah Rocky yang selalu dia gaungkan. Rocky jangan merasa sebagai manusia paling pintar, nggak ada manusia yang super semua, pintar cuma, nggak ada yang konyol seperti Rocky itu aja masalahnya. Ingat apapun alasannya, sosok Jokowi dan Presiden itu tetap melekat,” pungkas Kapitra.