HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku, tidak akan terlalu mempedulikan gugatan ataupun peringatan dari asing, seperti WTO ataupun IMF terhadap kebijakan hilirisasi Indonesia.

Jokowi pun menegaskan, hilirisasi produk mineral akan terus dijalankan. Sebab, hilirisasi merupakan upaya yang penting untuk meningkatkan nilai tambah bagi negara dan menambah peluang tenaga kerja.

“Hilirisasi apapun harus kita teruskan meskipun kita digugat oleh WTO meskipun kita diberikan peringatan oleh IMF. Apapun, barang ini harus kita teruskan!” tegas Jokowi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (31/7).

Jokowi pun mencontohkan, hilirisasi nikel yang saat ini telah berjalan terbukti membawa dampak positif, dimana lapangan kerja lebih banyak dari pada sebelumnya.

“Sebelum hilirisasi hanya 1.800 tenaga kerja yang terangkut dalam pengolahan nikel. Setelah hilirisasi menjadi 71.500 tenaga kerja yang bisa bekerja karena adanya hilirisasi nikel di Sulteng,” ujarnya.

Jokowi juga menyebutkan, bahwa hilirisasi di Maluku Utara telah menambahkan tenaga kerja dari sebelumnya hanya 500 orang, sekarang menjadi 45.600 pekerja.

“Kemudian di Maluku Utara, sebelum hilirisasi hanya 500 orang setelah hilirisasi 45.600,” terangnya.

Lebih lanjut Jokowi juga mengungkapkan, nilai tambah hilirisasi nikel melonjak hingga beberapa kali lipat. Dimana pada 2014 lalu hanya US$2,1 miliar, namun kini melompat jadi US$33,8 miliar.

“Berarti melompatnya berapa kali. Ini baru beberapa turunan saja. Kalau nanti turunannya sudah berkembang bapak ibu dan saudara-saudara bisa membayangkan berapa angka yang akan muncul. Dan itu baru nikel,” tutupnya.