HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wahana Visi Indonesia (WVI) berkomitmen membantu percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama orang asli Papua (OAP) melalui optimalisasi pengelolaan dana otonomi khusus (Otsus) tepat sasaran. Kontribusi itu diimplementasikan melalui Program United States Agency for International Development (USAID) Kolaborasi.

Ketua Program USAID Kolaborasi, Caroline Tupamahu, menjelaskan, program ini lahir untuk memfasilitasi warga Papua dalam memahami Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2021, mengingat sejumlah perubahan dalam regulasi serta skenario distribusi anggaran menjadi poin yang membuat Otsus periode sekarang berbeda.

Di sisi lain, sambung Caroline, pemerintah daerah (pemda) juga masih dihadapkan dengan tantangan dalam akuntabilitas tata kelola pemerintahan lokal yang belum optimal. Termasuk, kurangnya partisipasi warga khususnya OAP dalam tata kelola pemda.

“Program USAID Kolaborasi merupakan hasil kerja bersama Kementerian Bappenas yang didukung oleh rakyat Amerika melalui Badan Pembangunan Internasional AS (USAID). Sejak 2022, program ini telah berjalan di Papua dan Papua Barat dengan melakukan pendekatan dua arah dari sisi pemerintah daerah (supply side) maupun dari sisi masyarakat (demand side),” ujar Caroline dalam media meeting di Jakarta, Senin (31/7) seperti dikutip Holopis.com.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sub bagian Evaluasi dan Pelaporan Otonomi Khusus pada Biro Administrasi Pelaksanaan Otonomi Khusus-Sekretariat Daerah Provinsi Papua Barat, Fransina Kaaf, menyebut ada dua modul pembelajaran yang disusun USAID Kolaborasi dalam upaya meningkatkan kemampuan pengelolaan Otsus.

USAID Kolaborasi juga bekerja sama dengan Bappeda Provinsi Papua dan Papua Barat dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada 505 Aparat Sipil Negara (ASN).

“Otsus yang sekarang ini kan aturannya berubah, tidak semua paham perubahannya. Jadi awalnya, kami dilatih untuk memahami regulasi Otsus yang baru. Kemudian, kami juga difasilitasi untuk melatih rekan-rekan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya bagaimana melakukan perencanaan yang baik, tepat waktu, dan tepat sasaran,” tutur Fransina.

Fransina saat ini juga tercatat sebagai pelatih dalam kegiatan training USAID Kolaborasi. Dia mengaku banyak menerima manfaat selama mengikuti program, terutama terkait pengetahuan tentang pengelolaan dana Otsus.

Sementara itu, Selviana Indira selaku salah satu tokoh penggerak warga menambahkan, Program USAID Kolaborasi memberikan dampak baik kepada masyarakat, khususnya OAP guna memahami hak mereka dalam pengelolaan dana Otsus.

Indira juga menuturkan Program USAID Kolaborasi memberikan kesempatan kepada warga untuk menilai program Otsus yang sudah bergulir. Termasuk, melakukan dialog dua arah dengan pelaksana program dari perwakilan pemerintah daerah.

Pada beberapa kegiatan USAID Kolaborasi, warga dan pemda bisa langsung menerapkan solusi praktis dari permasalahan yang ditemukan. Kegiatan edukasi telah menjangkau 1.088 masyarakat dengan melibatkan 57 tokoh penggerak (local champion) sebagai fasilitator.

Baca selengkapnya di halaman kedua.