HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengaku ada hasil positif dalam pertemuan berdurasi dua jam secara tertutup dengan politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko.

Hasil pertemuan yang berlangsung pada Selasa (18/8) itu menurut Prabowo, membuat mereka menyadari akhirnya ada kesamaan visi demi kepentingan bangsa dan negara.

“Saya sangat menghargai, saya sangat menghormati, saya terharu kedatangan Mas Budiman, dan begitu kita bicara, ternyata banyak pemikiran kita yang sama,” kata Prabowo dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (19/7).

Prabowo pun melontarkan pujian mengenai Budiman yang dianggap merupakan sosok yang memiliki cita-cita memperjuangkan kesejahteraan, keadilan, dan kemakmuran rakyat.

“Itu persis juga cita-cita saya dari kecil bahwa keadaan dan situasi membuat waktu itu kita berhadapan, bukan karena kita ingin berhadapan, situasi membuat begitu,” bebernya.

Kesamaan pemikiran lainnya adalah ketika mereka berdua yakin bahwa butuh persatuan untuk menjalankan negara besar seperti Indonesia.

“Dan persatuan ini tidak boleh dianggap enteng. Jadi itu yang saya hargai, kita banyak pemikiran yang bersama, dan kita bertekad untuk menjalin hubungan ini terus menerus, komunikasi terus menerus,” tegasnya.

Sementara itu, Budiman Sudjatmiko mengatakan bahwa ia juga memiliki pemikiran yang sama dengan Prabowo. Dia merasa Prabowo mewakili cara pandang kepemimpinan politik yang sesuai dengan pemikirannya.

“Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo itu mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya, dalam pengertian suatu bangsa yang ingin bangkit di tengah turbulensi karena krisis global, karena perang,” kata Budiman.

Budiman lanjut menyebut butuh pemikiran dari dua tipe berbeda untuk berbicara hal-hal strategis secara komprehensif. Oleh karenanya, ia menilai ada kecocokan antara latar belakang Prabowo sebagai intelijen dan dirinya sebagai aktivis.

“Biasanya butuh pemikiran dari dua tipe orang: satu intelijen, satu aktivis; karena kalau ada orang politik latar belakangnya intelijen atau tentara, atau latar belakang aktivis, kedua orang itu biasanya mampu berbicara hal-hal strategis secara komprehensif,” ujar Budiman.