HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkap strategi pemerintah dalam menghadapi bonus demografi yang bisa saja menjadi boomerang terhadap perekonomian nasional.
“Nah bonus demografi ini hanya 1 kali di dalam sejarah peradaban suatu bangsa. Dan bonus demografi ini untuk menentukan apakah negara kita, negara Indonesia ini mampu lepas dari jebakan negara menengah,” kata Airlangga dalam keterangan resminya, Sabtu (8/7) yang dikutip Holopis.com.
Pada tahun 2030 mendatang, Airlangga menyebut jumlah penduduk usia kerja diperkirakan mencapai 201 juta orang atau setara 68,1 persen dari total penduduk Indonesia.
Menurutnya, hal tersebut menunjukan bahwa penyediaan lapangan kerja menjadi hal penting yang harus disiapkan. Hal itu agar partisipasi angkatan kerja dapat terus meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk usia produktif.
“Nah ini menjadi tantangan buat kita, makanya kita harus meningkatkan produktivitas dan kita harus melakukan continue learning atau belajar terus menerus,” ungkapnya.
Sejauh ini, kata Airlangga, produktivitas tenaga kerja Indonesia masih terbilang rendah. Sehingga pemerintah berupaya untuk menumbuhkan produktivitas tenaga kerja dengan meningkatkan kualitas para pekerja, salah satunya melalui program Kartu Prakerja yang seluruhnya dilaksanakan secara digital.
Selain itu, terkait dengan transisi energi dari energi berbasis fosil ke renewable energy, akan banyak memiliki peluang pekerjaan antara lain pengembangan industri berbasis solar, pengembangan geothermal, pengembangan hydro energy, serta industri hijau (green energy). Hal ini menjadi penting karena sektor green energy sangat berkaitan dengan para buruh.
“Salah satu kebijakan lain yang dibuat Pemerintah yakni Proyek Strategis Nasional. Dan Proyek Strategis Nasional ini mempekerjakan banyak tenaga kerja. Nah ini yang terus kita dorong bahwa inti dari hampir seluruh program kerja Pemerintah adalah untuk mendorong penciptaan lapangan kerja,” pungkasnya.