HOLOPIS.COM, JAKARTA – NASA prediksi kiamat internet akan terjadi pada tahun 2025, yang disebabkan lumpuhnya layanan telekomunikasi seperti internet karena badai matahari.
Menurut penjelasan NASA, badai matahari yang terjadi bisa menimbulkan elektromagnetik ke bumi. Selain itu, Coronal mass ejection (CME) atau lontaran massa korona akan meningkat pada puncak siklus 11 tahunnya, yang mana itu terjadi pada 2025.
“Karena angin yang dihasilkan badai matahari di dekat matahari, dampak atmosfer berpotensi dirasakan di Bumi. Suar matahari dan pelepasan massa korona mendorong badai, yang melepaskan partikel matahari dan radiasi elektromagnetik ke planet kita,” jelas NASA seperti dikutip Holopis.com dari USA Today, Sabtu (8/7).
Dampak lontaran massa korona itu, bisa pengaruhi sektor teknologi yang saat ini banyak dimanfaatkan umat manusia. Seperti, sinyal satelit, komunikasi radio, internet, navigasi global positioning system (GPS), hingga jaringan listrik.
Biarpun dikatakan hanya melumpuhkan jaringan internet, tapi ancaman tersebut tidak bisa dianggap remeh. Seperti yang diungkap seorang pakar ilmu komputer di University of California, Sangeetha Abdu Jyothi.
Menurutnya, kemungkinan 1,6 – 12 persen gangguan jangka panjang, dapat terjadi pada dekade berikutnya karena badai matahari. Risiko kiamat internet dapat meruntuhkan ekonomi Amerika Serikat yang lebih tinggi daripada di Asia, yakni bisa mencapai USD 7 miliar per harinya.
Selama bertahun-tahun sebelumnya, NASA terus mencari jalan keluar dari prediksi ancaman kiamat internet pada 2025, salah satunya dengan meluncurkan wahana antariksa pada 2018 untuk mendekati permukaan matahari.
Wahana antariksa tersebut bertugas mengumpulkan informasi penting tentang matahari, yang mana itu akan jadi pemahaman baru bagi peneliti, mulai dari bagaimana angin matahari mencapai kecepatan supersonik dan berdampak pada sistem cuaca luar angkasa.
NASA juga menciptakan model komputer baru yang menggabungkan kecerdasan buatan dan data satelit. Dengan harapan, teknologi itu jadi menjadi alarm bagi manusia di Bumi dengan peringatan 30 menit sebelum terjadi peristiwa.