yandex
Jumat, 10 Januari 2025

Jokowi Bawa Oleh-oleh Pasokan 60 Ribu Ton Lithium dari Australia

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese dalam kunjungannya ke Australia beberapa waktu lalu.

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, salah satu hasil pertemuan itu adalah Komitmen Australia mengekspor 60 ribu ton lithium ke Indonesia. Nantinya, puluhan ribu ton lithium tersebut akan diproses menjadi baterai kendaraan listrik di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah.

Adapun kesediaan Australia untuk mengekspor lithium ke Indonesia, kata Luhut, karena kesan positif Australia terhadap proses hilirisasi mineral yang dijalankan Indonesia.

“Kunjungan ke Australia itu yang sangat bagus mereka akui kalau hilirisasi kita itu sangat bagus, sehingga mereka juga sepakat bahwa 60.000 ton lithium mereka yang diekspor ke Indonesia juga diproses di Morowali,” ungkap Luhut dalam unggahan video di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, yang dikutip Holopis.com, Jumat (7/6).

Namun Luhut nampaknya belum puas dengan hasil pertemuan tersebut. Dia meminta Australia untuk meningkatkan kuota ekspor lithium-nya ke Indonesia hingga dua kali lipat, atau sebanyak 120 ribu ton.

Apabila Australia bersedia mengekspor lithium dengan jumlah tersebut, Luhut menjanjikan Australia untuk bisa berpartisipasi ke dalam pengembangan hilirisasi mineral di Morowali.

“Tapi saya bilang boleh nggak tambah 60.000 ton lagi? Nah di mana mereka nanti bisa ikut participate di dalam project itu. Jadi sehingga itu kita lakukan jointly dan mereka setuju dengan itu,” sebut Luhut.

Keuntungan bisa didapatkan Australia, kata Luhut, apabila mengolah sumber daya lithium-nya di Indonesia. Keuntungan utamanya adalah biaya produksi yang lebih murah di Indonesia karena ekosistem mobil listrik sedang dikebut di Indonesia.

“Itu saya kira satu hal, dan cost di Australia kan bisa 4 kali lebih mahal dari kita, kalau membuat processing mobil listrik misalnya A to A. Jadi kalau di Indonesia cost-nya pasti lebih turun,” ujar Luhut.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral