HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jaksa Agung ST Burhanuddin meradang dengan marak beredarnya video di media sosial yang menampilkan sisi buruk kejaksaan.
Dengan kekuatan media sosial, adik dari kader PDIP, TB Hasanuddin ini menganggap Kejaksaan menjadi terpojok akibat kebebasan berpendapat di media sosial itu.
“Kejaksaan justru menerima tanggapan tidak menyenangkan seperti menjadi bahan hujatan, sindiran, dan makian. Inilah ruang publik yang tiada sekat, ruang, waktu, dan batas,” kata Burhanuddin dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (1/7).
Dengan video yang memojokan Kejaksaan tersebut kemudian dianggap membuat publik sangat mudah diprovokasi dan diintimidasi dengan hal-hal berbau kesenjangan, kriminalisasi, diskriminasi, terzalimi, serta hal negatif lainnya.
“Tidak peduli benar ataupun salah, sebab yang terpenting adalah peristiwa tersebut viral. Pendewasaan penegakan hukum kini dihakimi dengan slogan masyarakat ‘No Viral, No Justice'” tukasnya.
Dengan kondisi seperti itu, Burhanuddin yang sempat dilaporkan atas kasus perselingkuhan itu mengingatkan konsekuensi hukum ketika seseorang memviralkan suatu masalah hukum.
“Publik tidak peduli kebenarannya, asalkan peristiwa tersebut viral untuk mendapat perhatian khalayak luas. Namun, hal tersebut justru dapat merugikan diri mereka sendiri ketika harus berhadapan dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE),” tuturnya.
Diketahui sempat viral sebuah peristiwa hukum terkait penegakan hukum yang tidak profesional oleh Kejari Kota Bekasi namun kemudian hal itu dibantah oleh Wakil Jaksa Agung Sunarta.
Bahkan, Jaksa Agung Muda Pengawasan Ali Mukartono sudah mengaku sudah mengklarifikasi dan menyatakan video yang viral tersebut adalah tidak benar.