HOLOPIS.COM, BANTUL – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru mengenai kerusakan yang terjadi akibat bencana gempa 6,4 magnitudo di Bantul, DIY.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB , Abdul Muhari mengatakan, sejumlah rusak namun tidak ada laporan korban jiwa akibat kejadian tersebut.
“Sejauh ini tidak ada laporan adanya korban jiwa akibat gempa yang terjadi pada malam,” kata Abdul dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (30/6).
Abdul juga menjelaskan, sejumlah rumah warga di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengalami kerusakan pada bagian atap.
“Data sementara, kerusakan ringan rumah warga di kabupaten ini berjumlah 8 unit, sedangkan fasilitas pendidikan 1 unit,” ungkapnya.
Abdul kemudian mengungkapkan, Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY mencatat dampak di wilayahnya antara lain, rumah rusak 15 unit, fasilitas pemerintah 1, kesehatan 1 dan pendidikan 2.
“Dampak tersebut tersebar di Kabupaten Gunung Kidul, Bantul dan Kulon Progo,” imbuhnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa susulan hingga pukul 20.40 tercatat 5 kali dengan magnitude terbesar M4,5.
Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan berdasarkan lokasi epister dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah. Ini dipicu oleh adanya aktivitas gempa subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber, gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau _thrust fault_.
BNPB menyebutkan warga di beberapa wilayah merasakan guncangan kuat. Guncangan dengan intensitas kuat dirasakan warga Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Gunung Kidul di DIY, sedangkan di Provinsi Jateng, sebagian besar warga di hampir seluruh wilayah merasakan guncangan gempa tersebut.
Berdasarkan parameter BMKG, gempa M6,4 berpusat di 86 km barat daya Bantul, DIY, dengan kedalaman 25 km. Dilihat pemodelan BMKG, pusat gempa yang berada di laut ini tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu, melihat intensitas guncangan dengan skala MMI atau Modified Mercally Intensity, BMKG mengidentifikasi wilayah Kulon Progo, Nganjuk, Kebumen dan Ponorogo pada IV MMI, sedangkan Kediri III – IV MMI dan Mojokerto III MMI. BMKG mendeskripsikan semakin tinggi tingkat MMI, dampak yang dirasakan semakin besar.