Holopis.com HOLOPIS.COM – Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti menilai, bahwa ada manuver yang tengah dilakukan oleh beberapa tokoh partai politik untuk menggaet dukungan publik. Salah satunya adalah fenomena terpampangnya baliho-baliho besar di jalanan yang menunjukkan wajah-wajah mereka.

Dengan menculnya poste dan baliho wajah para tokoh partai politik ini memberikan sinyal bahwa mereka sebenarnya tengah melakukan “pemanasan mesin” untuk menuju Pilpres 2024.

“Sulit menghentikan perlombaan pembuatan baliho ini. Semuanya ingin menang,” kata Ray dalam pemaparannya, Sabtu (7/8).

Oleh karena itu, ia membaca pergerakan kontestasi politik elektoral di Pilpres 2024 mendatang akan terjadi hadap-hadapan dua basis tokoh, yakni mereka yang besar dari baliho dan mereka yang yang besar dari basis kinerja.

“Untuk mendapatkan popularitas bisa dilakukan dengan dua hal. Pertama dengan memobilisasi iklan, sekarang baliho, nanti iklan di Medsos, elektronik, tinggal menunggu waktu itu akan muncul. Kedua, berbasis pada kinerja,” ujarnya.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Ciputat) itu menjelaskan, bahwa ciri-ciri Capres baliho dan Capres berbasis kinerja.

Pertama, Capres baliho. Mereka biasanya merupakan ketua umum partai politik maupun bagian dari partai yang memiliki kekuatan besar di dalam partai tersebut. Dan jika dilihat dari banyaknya pemasangan baliho yang ada di sejumlah daerah, pada akhirnya mengonfirmasi pandangannya itu.

“Umumnya datang dari Parpol, ketua-ketua parpol, dan sebagian besar mereka ikut di dalam koalisi Pak Jokowi,” terangnya.

Sementara itu, untuk Capres berbasis kinerja sendiri datang dari para kepala daerah seperti Gubernur di Indonesia yang digadang-gadang bakal maju dalam kontestaspi Pilpres di tahun 2024 mendatang.

Selain itu, sambung tokoh pergerakan mahasiswa 1998 ini, Capres berbasis kinerja juga datang dari para tokoh nasional yang akan maju lewat jalur independen pada Pilpres nanti.