HOLOPIS.COM, JAKARTA – Jaksa penuntut umum mengungkapkan kelakuan dari Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe sesaat sebelum mengikuti persidangan secara virtual atau online.

Diungkapkan oleh salah satu jaksa dalam persidangan, kader Partai Demokrat tersebut sempat ngambek dan tidak mau keluar dari kamar tahanannya karena tidak mau mengikuti sidang secara online.

“Yang Mulia, tadi pagi kita ada kendalanya terdakwa tidak mau keluar kamar karena memohon offline kemudian yang bersangkutan bersedia di kamar kunjungan,” kata Jaksa saat menjawab pertanyaan hakim seperti dikutip Holopis.com, Senin (12/6).

Jaksa kemudian beralasan, pertimbangan dilakukannya sidang secara virtual alasan efektifitas karena kondisi dari Lukas Enembe yang menggunakan kursi roda.

“Dari awal kami berencana sidang secara online untuk efektivitas persidangan karena pak Lukas dalam mobilitasnya menggunakan kursi roda. Maka biar efektif, cepat kita online,” tukasnya.

“Tapi kalau memang yang mulia mempertimbangkan sidang offline kami siap untuk mengikuti secara offline,” sambungnya.

Majelis hakim pun menegaskan, pihaknya siap untuk melakukan sidang secara tatap muka dengan Lukas Enembe di ruang persidangan.

“Sudah disetujui oleh penuntut umum kita sidang secara offline tapi dengan catatan persidangan ini berjalan lancar tidak ada kendala,” kata hakim.

Tim kuasa hukum Lukas Enembe, OC Kaligis pun menyanggupi permintaan dari majelis hakim untuk melakukan sidang secara tatap muka.

“Mengenai keamanan kami jamin. Yang Mulia bisa lihat sendiri tidak banyak orang Papua di sini,” klaim OC Kaligis.

Majelis hakim pun memutuskan untuk menunda sidang pada 19 Juni 2023 mendatang dengan sidang selanjutnya dilakukan secara tatap muka.

“Kalau sidang berjalan dengan tidak lancar secara offline maka dengan tegas kami nyatakan sidang dilakukan secara online,” tutup hakim.