HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hari Laut Sedunia diperingati untuk ingatkan setiap orang, jika laut punya peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Seperti sebagai sumber makanan, tempat rekreasi hingga sebagai pemersatu dan pemisah suatu bangsa.
Dikutip Holopis.com dari Britannica, Kamis (8/6), Hari Laut Sedunia yang diperingati setiap 8 Juni, berawal dari usulan delegasi Kanada yang menghadiri Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Lingkungan dan Pembangunan pertama kali pada tahun 1992 di Rio de Janeiro.
Usulannya, yakni ide hari untuk menghormati lautan. Kemudian, pada tahun 1998 usul tersebut kembali disuarakan saat Komisi Oseanografi Antarpemerintah UNESCO menyerukan dukungan untuk melakukan perayaan Hari Laut resmi secara internasional.
Untuk pertama kalinya World Ocean Network dan The Ocean Project sebagai dua organisasi konservasi, merayakan hari itu bersama dengan jaringan kebun binatang dan kelompok lingkungan mereka di seluruh dunia pada tahun 2022.
Kemudian kedua organisasi tersebut, melakukan penggalangan petisi hingga PBB pun secara resmi menetapkan Hari Laut Sedunia pada tahun 2008.
Peringatan internasional Hari Laut Sedunia mencakup penyampaian pesan tahunan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyoroti tantangan yang dihadapi oleh lautan dan ekosistem laut.
Hari Laut Sedunia biasanya dirayakan dengan melakukan seminar dan diskusi yang menyoroti topik dan pengelolaan sains terkait laut, kegiatan anak-anak dan festival film bertema laut, kegiatan mengumpulkan sampah, dan pembukaan pameran bertema laut dan lainnya.
Pada Hari Laut Sedunia tahun 2023, PBB mengangkat tema “Planet Ocean: Tides are Changing” atau ‘Planet Samudra: Pasang Surut Berubah’.
Dikutip dari un.org, lebih dari 70 persen permukaan bumi ditutupi lautan yang menghasilkan setidaknya 50 persen oksigen. Selain itu, lautan juga sebagai rumah bagi sebagian besar keanekaragaman hayati bumi, dan merupakan sumber protein utama bagi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.
Bahkan, laut jadi kunci ekonomi karena ada sekitar 40 juta orang dipekerjakan oleh industri berbasis laut pada tahun 2030.
Meski segala manfaatnya, laut kini membutuhkan dukungan. Dengan 90 persen populasi ikan besar habis, dan 50 persen terumbu karang hancur, manusia mengambil lebih banyak dari lautan daripada yang dapat diisi kembali.
Manusia perlu bekerja sama untuk menciptakan keseimbangan baru dengan lautan yang tidak lagi menguras kekayaannya, melainkan mengembalikan semangatnya dan memberinya kehidupan baru.