HOLOPIS.COM, JAKARTA – Toko buku Gunung Agung berencana menutup 5 tokonya yang tersisa pada akhir tahun 2023, hal tersebut disampaikan langsung oleh pihak Direksi PT GA dalam keterangannya, Minggu (21/3). langkah tersebut dilakukan, karena perusahaan tidak bisa lagi bertahan dengan tambahan kerugian operasional per bulannya yang semakin besar.

Dikutip Holopis.com dari tokogunungagung.com, Selasa (23/5), perjalanan Toko Buku Gunung Agung dimulai pada tahun 1953 yang didrikan oleh Tjio Wie Tay atau yang dikenal sebagai Haji Masagung.

Awalnya, Haji Masagung membuka tokonya dengan konsep kios sederhana yang menjual buku, surat kabar, dan majalah. Akhirnya ia melabelinya dengan nama kemitraan ‘Thay San Kongsie’ di Central Jakarta.

Seiring berjalannya waktu, bisnis yang dijalani Haji Masagung ini semakin besar saat awal-awal pasca kemerdekaan Indonesia. Sampai akhirnya, ia kembali mendirikan sebuah usaha baru yang diberi nama Firma Gunung Agung. Usaha barunya itu, bergerak dalam bidang penerbitan dan impor buku.

Haji Masagung
Tjio Wie Tay atau yang dikenal sebagai Haji Masagung, pendiri toko buku Gunung Agung. [Foto : Ist]
Dukungan pun datang dari  para penyair, penulis, cendekiawan, dan jurnalis yang membuat usahanya ini terus berkembang dengan pesat. Bahkan Haji Masagung tidak hanya berbisnis, ia juga jadi pelopor upaya membuka mata bangsa melalui buku, di tengah segala kesulitan yang dihadapi oleh anak Indonesia yang masih sangat muda saat itu.

Pada tahun 1954, Haji Masagung mulai membuat pameran buku pertama di Indonesia yang dapat sambutan dari masyarakat Indonesia. Selanjutnya, ia terus melakukan perbaikan – perbaikan pada perusahaannya. Mulai dari dalam standar maupun kualitas dan menjadikannya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia.

Bisnis penerbitan buku dari Firma Gunung Agung terus berkembang, hingga Haji Masagung mendirikan Toko Buku Gunung Agung di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, dalam satu bangunan besar empat lantai.

Selain Toko Buku Gunung Agung, keluarga Haji Masagung diketahui juga mendirikan Toko Buku Walisongo, yang berfokus pada segmen penjualan buku-buku Islami. Lokasinya pun masih berada di kawasan Kwitang, dan tak jauh dari Toko Buku Gunung Agung.

Bisnis Haji Masagung pun semakin meluas, dan turut merambah ke berbagai aspek temasuk ke bisnis money changer bernama Ayumas Gunung Agung. Bahkan, lokasinya pun masih satu lokasi dengan Toko Buku Gunung Agung, perusahaan investasi, properti, dan sektor pertambangan.

Efisiensi Sejak Pandemi COVID-19

Toko Buku Gunung Agung yang dikelola PT GA Tiga Belas akan berakhir, karena 5 toko atau outlet yang tersisa akan ditutup akhir tahun 2023. Langkah tersebut diambil, setelah perusahaan tidak lagi mampu bertahan di tengah kerugian yang semakin besar.