HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva di KTT G7 untuk membahas beberapa hal, seperti penanganan perubahan iklim hingga di bidang kehutanan kedua negara.
Sebelumnya diketahui bahwa KTT G7 kali ini digelar di Hiroshima, Jepang. Pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Luiz Inacio itu sendiri berlangsung di Hotel Rihga, Sabtu (20/5).
Pertemuan Indonesia dan Brasil itu sendiri menjadi penting, sebab kedua negara sama-sama negara yang memiliki hutan tropis besar.
“Indonesia dan Brasil adalah dua negara yang memiliki hutan tropis cukup besar. Karena itulah, isu kemitraan di bidang kehutanan kami bahas dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dalam pertemuan bilateral di Hotel Rihga Royal, Hiroshima, siang ini,” ungkap Jokowi, sebagaimana informasi yang diterima Holopis.com, Sabtu (20/5).
“Lebih 30 persen hutan tropis dimiliki oleh Indonesia-Brasil dan Democratic Republic of Congo (DRC). Maka diperlukan soliditas antara negara-negara pemilik hutan ini, termasuk DRC dan negara lain,” sambungnya.
“Sedangkan isu lain yang dibahas adalah mengenai kerja sama penanganan perubahan iklim, pengembangan peternakan dan pengadaan daging bagi Indonesia,” tambahnya.
Selain itu, Indonesia dan Brasil juga membahas isu lain, dan sepakat dalam peningkatan kerja sama dalam hal pengembangan peternakan hingga pengadaan daging bagi Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi didampingi langsung oleh Menteri Koodinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomoian, Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Menteri BUMN, Erick Thohir, Sekretaris Kabinet, hingga Pramono Anung.
Dalam hal ini juga, Erick Thohir yang langsung mendampingi Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil menyampaikan bahwa, sebuah kehormatan besar bisa membantu Presiden Jokowi membangun masa depan untuk Indonesia.
“Sebuah kehormatan dapat membantu bapak Presiden Jokowi dalam membangun masa depan Indonesia. Perubahan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia,” ucap Erick.