HOLOPIS.COM, JAKARTA – Terjadinya batu amandel disebabkan oleh penumpukan kotoran dari makanan yang terperangkap di amandel. Penyebabnya sendiri yaitu, tidak merawat mulut dan gigi dengan baik sehingga menginfeksi amandel secara berulang.

Amandel merupakan kelenjar lunak di bagian belakang tenggorokan yang berfungsi untuk mencegah infeksi, namun bila sisa makanan dan bakteri, serta lendir terperangkap disitu kondisi ini berisiko menimbulkan batu amandel yang telah dijelaskan sebelumnya.

Keluhan yang ditimbulkan batu amandel yaitu, bau mulut, amandel membengkak, terasa nyeri, batuk, hingga kesulitan untuk menelan. Simak penjelasan berikut ini, guna mengetahui penyebab batu amandel, dan gejala yang sebaiknya tidak diabaikan. Seperti yang telah dirangkum Holopis.com dari situs resmi Halodoc, Rabu (17/5).

1. Tidak Merawat Mulut dan Gigi dengan Benar

Penyebab utama timbulnya batu amandel adalah, tidak terawatnya kebersihan gigi dan mulut dengan benar. Sehingga, bakteri dan kotoran lain dapat membentuk batu amandel, hal ini karena partikel makanan dan kotoran lainnya menumpuk lebih banyak.

2. Mengalami Infeksi atau Radang Amandel secara Berulang

Jika sering mengalami radang amandel, hal ini akan beresiko besar mengalami pembesaran ukuran amandel. Sehingga, mempermudah pembentukan batu amandel karena bakteri dan sisa makanan yang terperangkap dan mengendap pada amandel.

3. Amandel Berukuran Besar atau Berkarang

Saat amandel memiliki celah yang cukup besar, kotoran dalam mulut menjadi lebih mudah terperangkap. Hal ini karena, kotoran berupa sisa-sisa makanan lama-kelamaan dapat mengendap dan mengeras menjadi batu amandel.

Adapun gejala batu amandel yang sebaiknya tidak diabaikan yaitu bau mulut, sakit tenggorokan, batuk, sulit menelan, hingga sakit telinga. Tapi, kebanyakan batu amandel tidak memiliki gejala itu sebabnya tidak ada perawatan khusus untuk mengatasinya.

Namun, jika keberadaan batu amandel mengganggu, anda dapat melakukan beberapa cara untuk mengatasinya. Seperti berkumur dengan larutan air garam hangat, menyeka dengan kapas atau cotton bud, konsumsi antibiotik, atau operasi amandel.