Holopis.com HOLOPIS.COM, KUTAI KARTANEGARA – Dalam Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara atau Ibu Kota Nusantara dinilai tidak meninggalkan aspek spiritualitas keagamaan. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kutai Kartanegara, Muhammad Bisyron.

Ia menyebut, pembangunan IKN diperkuat dengan unsur karakter masyarakat berbasis masjid dalam bingkai kesatuan dan kebersamaan.

“Di IKN dilaksankan sholat bersama di masjid, juga kegiatan Nuzulul Quran. Ini bukti komitmen pemerintah tidak meninggalkan pembangunan spiritual,” kata Bisyron dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (7/5).

Menurut Bisyron, pembangunan IKN Nusantara merupakan sebuah simbol dari pemerataan pembangunan yang selama ini terfokus di Pulau Jawa.

Megaproyek IKN Nusantara, lanjutnya, sebagai salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Timur (Kaltim).

Kegiatan Pembangunan IKN Nusantara di Kaltim ini juga sebagai awal berkembangnya pemerataan pembangunan infrastruktur di Indonesia Timur.

“Pembangunan ini sudah tepat untuk menghilangkan kecemburuan di luar Pulau Jawa. Selain itu, karakter warga Kukar yang heterogen juga tercermin di dalam IKN,” kata Bisyron.

Sebelumnya diketahui, untuk pertama kalinya peringatan Nuzulul Quran digelar di IKN Nusantara pada pertengahan April 2023 lalu.

Kegiatan Nuzulul Quran ini dihadiri langsung Menko Polhukam Mahfud MD bersama dengan Kepala Otorita IKN Bambang Susantono.

Kegiatan yang mengangkat tema Nuzulul Quran Momentum Merawat Kerukunan Umat ini melibatkan seluruh pekerja konstruksi di IKN.

Selain melibatkan pekerja konstruksi yang membangun infrastruktur pendukung IKN, hadir juga masyarakat sekitar.

Dalam kesempatan itu, Mahfud MD berharap peringatan Nuzulul Qur’an di IKN Nusantara dapat menjadi berkah bagi pembangunan.

Ia berkeinginan agar pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah dapat memberikan kebaikan bagi Bangsa Indonesia.

“Peringatan Nuzulul Quran di IKN menjadi catatan sejarah penting. Jika nanti ibu kota negara sudah besar pasti akan banyak jemaah, tapi inilah yang pertama kalinya,” pungkas Mahfud MD.