JAKARTA, HOLOPIS.COM – Tingkat hunian kamar (okupansi) hotel – hotel di Jakarta alami penurunan 25-40 persen, selama dua pekan penerapan PPKM Darurat oleh Pemerintah. Kondisi tersebut disampaikan langsung oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta.

“Penurunannya jauh dari 25-40 persen, sekarang tinggal 10 persen okupansi terutama di hotel-hotel non bintang dan hotel-hotel kecil,” ungkap Sutrisno Iwantono, Ketua PHRI Jakarta, di Jakarta, Selasa (20/7).

Hotel yang okupansinya masih cukup tinggi, karena karena ikut program penginapan untuk nakes dan ikut program isoman bagi OTG. Namun hanya ada 20 hotel di Jakarta yang ikut dalam program tersebut, dari total 950 hotel yang ada di Jakarta.

“Mereka mungkin tetap mendapatkan tamu, tetapi sebagian besar hotel di Jakarta tidak ikut program itu,” ujar Sutrisno.

Sutrisno pun memprediksi, sektor perhotelan akan pulih pada tahun 2023. Karena selama masa transisi, pemilik atau pelali bisnis perhotelan harus melakukan inovasi demgam berbagai kondisi dan teknologi.

Harpan PHRI Jakarta untuk jangka pendek, yakni adanya “cost reduction” atau efisien mengingat belum ada permintaan (demand) dari calon tamu hotel. Pemerintah diminta memberikan berbagai kelonggaran untuk sektor perhotelan.

Sedangkan untuk jangka panjang, PHRI Jakarta berharap industri perhotelan perlu beradaptasi dengan intelijensi artifisial, menyiapkan paket-paket “staycation” keluarga, hingga mengedepankan aspek kesehatan sebagai nilai jual.

(SEL)