HOLOPIS.COM, DIY – Pihak kepolisian membantah dugaan adanya intoleransi umat beragama dengan viralnya penutupan patung Bunda Maria menggunakan terpal di daerah Kulon Progo.

Kapolres Kulon Progo, AKBP Muharomah Fajarini awalnya mengaku bahwa memang sempat ada ormas yang menyampaikan permintaan agar patung yang terletak di Rumah Doa Sasana Adhi Rasa S.T Yacobus, Dusun Degolan, Kalurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah ditutup sementara saat bulan Ramadan.

“Ada yang datang namun di sana ormas ini sudah kami jaga dan di sana memang menyampaikan apa yang menjadi masukan warga,” kata Fajarini dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (25/3).

Namun, Fajarini kemudian mengklaim bahwa penutupan tersebut menjadi inisiatif pemilik rumah doa meski setelah didatangi oleh ormas.

“Tidak ada tekanan terhadap rumah doa untuk melakukan penutupan dengan terpal. Penutupan itu adalah murni inisiatif dari pemilik rumah doa,” klaimnya.

“Kami pun juga telah tadi melakukan kontak langsung dengan pemilik rumah doa di Jakarta bahwa betul itu adalah inisiatif dari beliau dan diwakili adik kandungnya,” tambahnya.

Fajarini kemudian malah menyalahkan anggotanya atas kesalahan penyampaian narasi awal yang sebenarnya tidak jauh berbeda dari yang disampaikannya kembali.

“Mohon maaf atas anggota kami yang salah dalam penulisan narasi dan kami telah mendapatkan perintah dari Kapolda (DIY) bahwa tidak ada ormas yang mengganggu keamanan dan ketenteraman,” tuturnya.

Fajarini berdalih bahwa mereka bakal menindak tegas apabila aksi intoleransi terjadi di wilayahnya. Meski, penutupan patung ini disebut bukan aksi intoleransi karena adanya inisiatif dari pemilik untuk menutupnya.

“Bila ada ormas yang mengganggu keamanan, kenyamanan, ketentraman, khususnya di wilayah Kulon Progo akan kami tindak,” pungkasnya.

Untuk diketahui, patung Bunda Maria yang terletak di Rumah Doa Sasana Adhi Rasa S.T Yacobus, Dusun Degolan, Kalurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo, ditutup terpal pada Rabu (22/3) siang lalu. Patung setinggi 6 meter itu ditutup menggunakan terpal berwarna biru oleh sejumlah orang.