HOLOPIS.COM, JAKARTA – Belum lama ini, Presiden AS Joe Biden mengatakan akan memblokir secara permanen aplikasi Tiktok di AS karena alasan kemanan. TikTok sendiri merupakan aplikasi dari China, sebuah negara yang bukan rahasia umum lagi selau gontok-gontokan dengan Amerika Serikat.
Meskipun dimiliki China, namun aplikasi TikTok saat ini sedang merajai hampir di semua negara di dunia, tak terkecuali negeri Paman Sam tersebut.
Kecurigaan AS terhadap China dan aplikasinya tersebut mencuat saat sebuah kekhawatiran muncul bahwa TikTok dimanfaatkan China untuk mengumpulkan data-data dari Amerika Serikat.
Senator Marco Rubio mengatakan bahwa kejayaan tiktok dapat dimanfaatkan untuk mengemban profil jutaan warga Amerika.
Sementara itu seorang analis mengatakan, jika Amerika Serikat benar-benar memblokir Tiktok, maka hubungan kedua negara pun akan semakin memburuk.
“Hubungan antara dua negara sudah memburuk, dan sepertinya ini belum sampai dasar,” kata seorang Asisten Profesor Benjamin Ho dari Universitas Nanyang dari Hubungan Internasional, dikutip Holopis.com, Jum’at (24/3).
Secara tegas dalam membela aplikasinya, CEO TikTok, Chew Shou Zi mengatakan bahwa perusahaannya tak ada hubungan dengan pemerintahan China.
Dalam sidang Kongres AS yang ia hadiri, Chew Shou Zi mengatakan bahwa Tiktok bukanlah agen negara manapun.
“Izinkan saya mengatakan ini dengan tegas. ByteDance bukan agen China atau negara lain manapun,” kata Chew di sidang kongres tersebut.
Sebagai informasi, saat ini TikTok merupakan aplikasi paling populer belakangan ini. Setelah TikTok, aplikasi yang paling banyak diunggah di seluruh dunia adalah Instagram, Facebook, Whatsapp, dan Telegram.