HOLOPIS.COM, JAKARTA – Tentunya Sobat Holopis pernah mendengar dalil mengenai tidur siang saat berpuasa. Dalil tersebut berbunyi :
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ
“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).
Namun, dengan adanya dalil ini bukan berarti menjadi alasan untuk terus tidur sepanjang berpuasa ya, Sobat. Karena ada adab yang tidak memperbolehkan banyak tidur agar esensi dari ibadah puasa tetap terasa seperti yang disampaikan oleh Imam al-Ghazali yang berbunyi :
بل من الآداب أن لا يكثر النوم بالنهار حتى يحس بالجوع والعطش ويستشعر ضعف القوي فيصفو عند ذلك قلبه
“Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih” (Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumid Din, juz 1, hal. 246)
Terlepas dari dalil-dalil tersebut, tidur siang selama berpuasa juga memiliki manfaat positif, seperti mengurangi rasa lapar, memperbaiki mood, hingga menambah semangat beribadah.
Berikut beberapa manfaat tidur saat berpuasa yang dikutip Holopis.com dari situs resmi klik dokter:
1. Mengurangi rasa lapar
Sahur tentu mengurangi waktu tidur yang seharusnya dikarenakan harus bangun untuk menyiapkan dan santap sahur sebagai salah satu bagian dari ibadah puasa itu sendiri.
Penelitian dari sebuah studi yang dilakukan di Universitas Stanford, Amerika Serikat (AS), menemukan, kurang tidur memicu hormon gherkin (hormon yang membuat ingin makan lebih banyak) dan menurunkan kadar hormon leptin (hormon yang memberi sinyal saat kenyang).
Nah, di sinilah peran tidur siang yang bisa menjadi cara untuk menahan lapar dan menekan keinginan untuk makan karena tidur terbukti membatasi ghrelin dan meningkatkan leptin, yaitu dua hormon metabolik yang mengatur rasa lapar dan nafsu makan.
2. Memperbaiki mood
Kondisi lapar karena perut kosong sering kali membuat emosi dan mood seseorang menjadi tak stabil. Bila hal ini terjadi pada Sobat Holopis saat berpuasa, ada baiknya lakukan tidur siang singkat, cukup dengan 15-30 menit yang akan dapat memperbaiki ketidakstabilan emosi itu sendiri.
3. Memperkuat daya ingat
Sebuah tim ahli neuropsikologi Jerman menemukan bahwa tidur setelah mempelajari sesuatu dapat membuat informasi ingatan lima kali lebih baik daripada jika tetap terjaga sesudahnya.
Banyak literatur yang mengatakan bila istirahat tidur siang bisa membuat memori ingatan manusia lebih kuat. Durasi selama 20-30 menit sekali tidur siang bisa berdampak baik pada kemampuan kognitif dalam mengingat.
Hal ini tentu sangat bermanfaat untuk mengapal Al-Qur’an selama bulan puasa bukan, Sobat?
4. Membantu manajemen stres
Kondisi perut yang kosong ditambah beban pekerjaan yang berat tentunya membuat seseorang mengalami stres.
Menurut penelitian dari Allegheny College, AS, tidur siang singkat saat puasa dapat membantu tubuh mengatasi kondisi kecemasan dan stres tersebut lho!
5. Menambah Tenaga
Dengan tidur siang, Sobat Holopis dapat menjaga tenaga yang tersisa di tubuh. Memang lebih baik tidur siang singkat saja bila mungkin daripada melakukan hal lainnya yang kurang bermanfaat.
6. Menambah Semangat Beribadah
Satu hal yang menjadi alasan diperbolehkannya tidur siang saat berpuasa adalah menjadi tujuan agar lebih semangat dalam menjalankan ibadah.
Tidur siang singkat bisa mengembalikan tenaga dari kelelahan. Dengan begitu, Sobat Holopis tentunya akan lebih bersemangat untuk menjalankan berbagai ibadah di sore hari hingga waktunya azan Magrib.
Tentunya tidak semua tidur siang dapat menghilangkan kantuk, Sobat Holopis hanya butuh tidur alam waktu singkat, tidak lebih dari 30 menit. Karena tidur siang lebih dari 30 menit justru akan membuat semakin lemas dan mengantuk saat terbangun.
Karena kembali ke faidah dari berpuasa yang juga akan hilang jika kita terlalu banyak tidur di siang hari.
Oleh karena itu, tidur pada saat berpuasa baru dapat disebut sebagai ibadah ketika memenuhi dua kriteria seperti dikutip Holopis.com dari situs resmi Nahdlatul Ulama, yakni pertama, tidak dimaksudkan untuk bermalas-malasan, tapi untuk lebih bersemangat dalam menjalankan ibadah. Kedua, tidak mencampuri ibadah puasanya dengan melakukan perbuatan maksiat.
Semoga amal ibadah puasa kita diterima oleh Allah Subhanahu wa ta’ala ya, Sobat Holopis.