yandex
Jumat, 10 Januari 2025

Alissa Wahid Pernah Jadi Korban Sikap Intimidatif Petugas Bea Cukai Bandara

HOLOPIS.COM, JAKARTA – Putri Gus Dur, Alissa Wahid membagikan pengalamannya berhadapan dengan petugas Ditjen Bea Cukai di Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta), Cengkareng, Banten.

Ia mengaku pernah mendapatkan perlakuan tidak humanis dari petugas Bea Cukai usai dirinya mengikuti Konferensi di Taiwan.

“Suatu ketika saya pulang dari Konverensi di Taiwan. Di Cengkareng, saya diarahkan menuju meja pemeriksaan yang di dalam itu. Mbak petugas nanya : Kamu pulang kerja ya di Taiwan? Berapa lama kerja di sana? Bawa apa aja? Buka kopernya,” kata Alissa seperti dibagikan di akun Twitter pribadinya @AlissaWahid seperti dikutip Holopis.com, Senin (18/3).

Kemudian, pemilik nama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid tersebut mengikuti prosedur pemeriksaan yang ada dengan membuka isi koper untuk menunjukkan isi bawaanya di sana. Sembari meminta passpor, Alissa menyebut bahwa petugas tersebut bertanya dengan pertanyaan yang kurang pas.

“Saya buka koper sambil dia minta paspor. Saya : cuma 3 hari di taiwan. Petugas : Kerja apa 3 hari di taiwan? Kok bawaannya koper gede? Beli apa aja? Emang dibayar berapa?. Saya : konverensi. Petugas : kok kamu bisa belanja dan bawa barang banyak? Kamu kerja apa?. Ndedes (menekan),” ujarnya.

Beberapa kali bertanya dengan pertanyaan yang dinilai Alissa cenderung intimidatif, sehingga ia pun mengambil jurus cukup pamungkas untuk memberhentikan sikap intimidatif oknum petugas Ditjen Bea Cukai di Bandara Internasional Soetta itu.

“Petugas : sering ya ke luar negeri?. Saya : ya. Bisa lihat di paspor, mbak?. Dia buka-buka paspor. Petugas : kok sering ke luar. Kerja apa?. Saya : LSM. Petugas menengok, tampangnya agak kecut, lalu kembalikan paspor : Silakan. Saya beberes koper yang udah dia aduk-aduk,” tuturnya.

Usai insiden yang ia alami sendiri tersebut, perempuan yang juga merupakan ketua tanfizi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengaku serius membarangi perempuan lain khususnya pekerja migran ketika berada di Bandara untuk sesi pemeriksaan.

Setidaknya, keberadaan dirinya sebagai tokoh yang memiliki posisi dan pengaruh cukup besar itu bisa sedikit membantu masyarakat yang mendapatkan perlakuan tidak pas dari oknum petugas di bandara.

“Abis itu kalau pas landing di Cengkareng bareng mbak-mbak TKI dan saya gak lagi capek, saya suka barengin PMI yang cewek-cewek just in case,” ungkapnya.

“Saya saja yang anytime bisa panggil paspampres, cukup stres diperlakukan intimidatif gitu. Apalagi mba-mbak PMI yang gak pengalaman,” pungkas Alissa.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral