HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kiai Cholil Nafis ikut angkat bicara perihal ramainya pemberitaan para pegawai pajak bergaya hedon, yang membuat seruan menolak bayar pajak menggema di media sosial.

Menanggapi seruan itu, Kiai Cholil mengingatkan masyarakat untuk tetap membayar pajak. Sebab menurutnya, membayar pajak merupakan bentuk ketaatan masyarakat kepada negara dan pemerintah yang sah menurut hukum dan konstitusi.

“Jangan gara-gara oknum pajak, sampai masyarakat membangkang pada negara dengan menolak bayar pajak,” kata Cholil Nafis sebagaimana dikutip Holopis.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @cholilnafis, Rabu (1/3).

Meski begitu, tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh para oknum petugas pajak yang melakukan penyimpangan terhadap uang rakyat tidak bisa dibiarkan begitu saja.

“Tindak orang yang melakukan penyimpangan pajak termasuk petugas pajak, tapi masyarakat tetap wajib bayar pajak krn itu bagian dari ketaatan kepada pemerintahan yang sah,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, harta jumbo mantan pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo menjadi sorotan, seiring mencuatnya kasus penganiayaan yang dilakukan anaknya, Mario Dandy Satriyo terhadap Cristalino David Ozora, anak dari pengurus GP Ansor.

Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK, Rafael Alun mengeklaim memiliki total kekayaan Rp56,1 miliar. KPK menilai, jumlah harta tersebut tidak sesuai dengan profilnya sebagai seorang ASN.

Terbaru, KPK juga mengungkap bahwa ASN setingkat Eselon III itu memiliki saham di 6 (enam) perusahaan. Namun keenam saham tersebut tidak dirinci dalam LHKPN yang dilaporkan olehnya. Pun dengan mobil Jeep Rubicon dan Harley yang kerap dipamerkan anaknya.