HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati berbicara perihal perekonomian di tahun 2023 ini, baik perekonomian Indonesia maupun global.
Dikatakan Sri Mulyani, seluruh negara-negara di dunia terutama negara maju, pertumbuhan ekonominya di tahun ini diperkirakan lebih lambat dari tahun 2022.
Atas hal tersebut, bendahara negara itu menyebut ancaman resesi yang selama ini menghantui seluruh negara, termasuk Indonesia pun masih tetap ada.
“Tren pelemahan di negara maju ini masih berlanjut, dan kemungkinan terjadinya resesi juga masih ada,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa yang dikutip Holopis.com, Rabu (22/2).
Kemudian untuk perekonomian Indonesia, Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi di angka 5,3 persen masih relatif dalam situasi sangat baik.
Bahkan dikatakan Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik ketimbang negara di Asia Tenggara dan G20.
“Ini adalah sebuah prestasi dan sekaligus juga menjadi landasan bahwa kita optimis karena dari sisi perekonomian menunjukkan adanya resiliency dari momentum pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat,” katanya.
Hingga Januari 2023, Sri Mulyani melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencatatkan surplus sebesar Rp90,8 triliun atau 0,43 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto).
Angka tersebut berkat peningkatan pendapatan yang masih lebih tinggi dari peningkatan belanja negara. Tercatat pendapatan negara di bulan Januari ini meningkat menjadi Rp232,2 triliun, lebih tinggi 9,4 persen dari target yang telah ditetapkan.
Sementara untuk belanja negara tercatat meningkat menjadi 141,4 triliun, atau lebih tinggi 4,6 persen dari target.