HOLOPIS.COM, PACITAN – Operasi SAR pungkasan (hari ke-7) dinyatakan ditutup, namun nelayan Sahidin yang dicarinya hingga Selasa (21/2), belum ditemukan. Meski begitu, Tim SAR gabungan telah melakukan upaya maksimal dengan menggunakan metode jaring komunikasi.

Komandan Tim Operasi SAR di Pacitan, Didin menegaskan, penutupan kegiatan pencarian korban itu dilakukan sesuai protap, yang memberi ruang waktu sepanjang operasi selama 7 hari. Bilamana hingga mencapai batas akhir tim belum membuahkan hasil, maka seluruh kegiatan, baik SRU Air maupun Darat, harus ditutup.

“Sampai batas akhir pencarian, masih nihil. Belum menemukan jejak korban. Namun berhasil atau belum, kegiatan operasi pencarian tetap ditutup. Itu sesuai Protap,” jelas Didin kepada Holopis.com Jatim, Selasa (21/2).

Digambarkan Didin, suasana pencarian oleh Tim SAR gabungan di pesisir Pacitan baik metode Air (SRU 1) maupun Darat (SRU 2), berlangsung dalam cuaca cerah namun secara periodik disertai angin kencang.

Menyangkut rute yang ditempuh baik SRU Air maupun SRU Darat, menurut Didin, memiliki maping yang sama hanya dimensinya yang berbeda, yakni air dan darat.

“Kami dengan perahu karet bergerak dari Dermaga Watu Karung. Melakukan penyisiran dengan seksama san teliti, sampai tembus ke Pantai Klayar. Rekan di SRU Darat rute sama. Hanya bedanya mereka berjalan lewat darat sepanjang bibir pantai,” papar Didin lagi.

Jumlah personel SRU Air yang terlibat pencarian, lanjut Didin, sebanyak 8 personel dengan 4 unit perahu termasuk nelayan. Sedangkan SRU Darat yang menjelajahi sepanjang bibir pantai sebanyak 6 personel.

Sementara Operator Pusdalops BPBD Kabupaten Pacitan yang dihubungi terpisah menyebutkan, kamboja (korban) belum ditemukan sampai hari ke 7 (akhir) pencarian oleh Tim SAR gabungan.

“Karena sampai batas akhir pencarian korban masih tetap belum ditemukan, maka operasi pencarian ditutup. Tapi, jika sewaktu-waktu ada petunjuk korban ditemukan, maka akan dilakukan proses evakuasi,” jelas Operator Pusdalops BPBD Kabupaten Pacitan.