HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menjelaskan perihal pemblokiran anggaran Kementerian atau Lembaga (K/L) dari pagu anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) alias automatic adjustment, yang sempat ramai diperbincangkan beberapa waktu terakhir.
Sri Mulyani mulanya menjelaskan, bahwa APBN merupakan instrumen yang menjadi penopang negara dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada, termasuk guncangan global yang terjadi beberapa tahun terakhir ini.
“Caranya? APBN harus mampu secara cepat dan tepat merespons tantangan saat dibutuhkan. Salah satu caranya dengan automatic adjustment,” terang Sri Mulyani sebagaimana dikutip Holopis.com dari unggahan di akun Intsagram pribadinya, Jumat (17/2).
Sebagai informasi, automatic adjustment merupakan pencadangan belanja pemerintah pusat yang berasal dari sebagian belanja kementerian dan lembaga, sehingga anggaran belanja pemerintah pusat diblokir sementara dari pagu APBN.
Untuk tahun 2023 ini besaran anggaran belanja K/L yang diblokir sebesar 5,02 persen dari total belanja K/L pusat. Besaran yang diambil dari anggaran K/L pun menyesuaikan dari pagu anggaran masing-masing K/L.
Sri Mulyani menegaskan, automatic adjustment bukan pemotongan anggaran seperti yang ramai diberitakan saat ini, melainkan sebuah strategi pemerintah dalam mengatur prioritas belanja negara, agar lebih efisien dalam menghadapi ketidakpastian global.
“Apakah ini pemotongan anggaran seperti yang banyak diberitakan? Automatic adjustment bukan merupakan pemotongan anggaran. Ini merupakan strategi antisipatif terhadap ketidakpastian perekonomian global dan kondisi geopolik saat ini, melalui prioritas belanja,” tegasnya.
Dalam sebuah tayangan video yang diunggah oleh Sri Mulyani, Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan semua anggaran prioritas, seperti anggaran perlindungan sosial untuk pemulihan ekonomi nasional tetap aman.
“Nggak perlu khawatir, blokir ini hanya sementara dan dapat dibuka kembali jika tidak membutuhkan peningkatan anggaran yang signifikan,” tukas ASN Kemenkeu.
Terakhir, Sri Mulyani mangatakan bahwa perekonomian Indoensia masih dalam kondisi baik. Menurutnya, hal itu lah yang harus dijaga, yakni dengan tetap bersikap optimis, namun juga waspada.