HOLOPIS.COM, JAKARTA – eputi Bidang Perempuan Partai Buruh, Jumisih menyatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong kepada DPR RI untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT). Sebab kata dia, regulasi yang akan melindungi kaum pekerja rumah tangga agar lebih baik dalam menjalankan pekerjaannya.

“Kami dari partai Buruh mengucapkan selamat hari PRT dan memberikan dukungan sepenuh-penuhnya kepada kawan-kawan PRT yang hari ini (15/2) sedang melakukan aksi serbet raksasa di depan Gedung DPR RI,” kata Jumisih dalam keterangannya kepada Holopis.com, Kamis (16/2).

“RUU PPRT sudah mangkrak hampir 20 tahun. Dan jika semakin ditunda pengesahannya, setiap hari akan berdampak pada 10-11 PRT yang menjadi korban. Untuk itu, kami meminta agar RUU PPRT segera disahkan,” sambungnya.

Ia menyebut bahwa sejauh ini kasus kekerasan dan tindakan tidak senonoh kepada para pekerja rumah tangga semakin meningkat, bahkan setiap harinya. Mulai dari tindakan fisik, pengabaian kesejahteraan dan sebagainya.

Maka dari itu, Jumisih yang juga Wakil Ketua Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) tersebut berharap besar agar pemerintah pusat khususnya DPR RI memberikan perhatian lebih di dalam sektor ini.

“Dari tahun 2017-2022 terdapat 2.637 kekerasan yang dialami teman-teman PRT. Seperti perlakuan tidak manusiawi, mengalami kekerasan seksual, fisik, ekonomi, hingga mental yang semuanya itu berdampak pada kawan-kawan PRT tidak mendapatkan haknya sebagai pekerja. PRT adalah pekerja, PRT adalah manusia, dia layak mendapatkan perlindungan hukum,” ujarnya.

Menuju Konvensi Perempuan

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Partai Buruh Mundiah menyampaikan, bahwa untuk merespons berbagai isu perempuan, pada tanggal 7 Maret pihaknya akan menyelenggarakan Konvensi Perempuan dan ditutup dengan aksi besar-besaran bertepatan dengan International Womens Day pada tanggal 8 Maret 2023 mendatang.

“Sebelum pelaksanaan Konvensi Perempuan, hari ini kami sedang menyelenggarakan Pendidikan Kader perempuan Partai Buruh,” ujarnya.

Pendidikan tersebut kata Mundiah, diselenggarakan agar para perempuan Partai Buruh bisa memahami betul tugas dan fungsinya, sehingga bisa membawa isu perempuan ketika nanti berinteraksi dengan masyarakat.

Sementara itu, dalam Konvensi Perempuan nanti, Partai Buruh akan mengundang aktivis, tokoh masyarakat, dan pimpinan organisasi perempuan untuk membicarakan isu-isu perempuan dan menyinergikan semua gerakan perempuan agar bisa berjuang bersama-sama.