HOLOPIS.COM, JAKARTA – BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) mengatakan, hari tanpa bayangan di Indonesia akan terjadi 2 (dua) kali.

Dikutip Holopis.com dari laman BMKG, Kamis (9/2), Kulminasi atau transit atau istiwa’ adalah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.

“Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama,” tulis BMKG.

Saat kondisi tersebut berlangsung, matahari akan berada tepat di atas kepala pengamat atau di titik zenit.

Hal tersebut, akan menyebabkan bayangan benda tegak akan terlihat ‘menghilang’ sekitar 30 detik sesudah dan sebelum waktu puncak di masing-masing wilayah, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.

“Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.Hal ini terjadi karena bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi, sehingga posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5o LU s.d. 23,5o LS,” jelas BMKG.

Hal ini disebut sebagai, gerak semu harian Matahari. Pada tahun 2023, Matahari akan tepat berada di khatulistiwa sebanyak dua kali.

“Pada tahun ini, Matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21 Maret 2023 pukul 04.24 WIB dan 23 September 2023 pukul 13.50 WIB,” ungkap BMKG.

“Adapun pada 21 Juni 2023 pukul 21.57 WIB, Matahari berada di titik balik Utara dan pada 22 Desember 2023 pukul 10.27 WIB Matahari berada di titik balik Selatan,” pungkasnya.