HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sandiaga Uno menyinggung mengenai dugaan adanya perjanjian utang piutang antara dirinya dengan Anies Baswedan sebesar Rp 50 miliar.

Sandiaga pun menyatakan, sebaiknya Anies memberikan penjelasan mengenai hal yang saat ini menjadi perbincangan publik tersebut. Selain itu, Menparekraf tersebut juga meminta pihak lainnya untuk membicarakan hal tersebut.

“Lebih baik nanti para pihak yang mengetahui untuk bisa menyampaikan,” kata Sandiaga dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (7/2).

Sandiaga pun kemudian mengaku saat ini hanya bisa pasrah mengenai persoalan tersebut dan memilih untuk fokus pada pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.

“Setelah saya solat istiqarah menimbang konsultasi dengan keluarga, saya tak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini. Dari saya cukup sekian, saya ingin fokus menatap masa depan kontestasi demokrasi tinggal sebentar lagi,” kilahnya.

“Mari tatap masa depan dengan rasa suka cita gembira dan rasa persatuan,” sambungnya.

Meskipun begitu, Sandiaga pun mengklaim bahwa saat ini komunikasinya dengan Anies Baswedan masih terus berlanjut dengan kapasitasnya sebagai Menteri.

“Alhamdulillah baik kami bersahabat dan sebagai sahabat yang sekarang tugasnya saya di Kementerian fokus saya pada tugas saya untuk membangkitkan ekonomi,” tutupnya.

Pembicaraan mengenai adanya utang Anies Baswedan sebesar Rp 50 miliar itu sendiri disampaikan Erwin Aksa dalam sebuah wawancara. Dimana utang tersebut diduga berkaitan dengan Pilkada DKI 2017 yang ditandai dalam sebuah perjanjian antara Anies dengan Sandiaga.

Surat perjanjian utang-piutang ini disusun oleh Rikrik Rizkiyana, pengacara Sandiaga saat itu untuk membiayai operasional pilkada mereka waktu itu.

“Itu memang waktu putaran pertama, ya. Logistik juga susah. Jadi, ya, yang punya logistik kan Sandi. Sandi kan banyak saham, likuiditas bagus, dan sebagainya. Ya ada perjanjian satu lagi, yang saya kira itu yang ada di Pak Rikrik itu,” kata Erwin.

“Intinya kalau tidak salah itu perjanjian utang piutang barangkali ya. Ya pasti yang punya duit memberikan utang kepada yang tidak punya duit. Kira-kira begitu. Karena yang punya likuiditas itu Pak Sandi kemudian memberikan pinjaman kepada Pak Anies,” lanjutnya.