HOLOPIS.COM, JAKARTA – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengungkapkan bahwa jumlah warga pendatang ke Ibu Kota kian melonjak.

Heru pun mengungkapkan, kebanyakan dari para warga pendatang tersebut adalah warga dengan berpenghasilan rendah.

“Sedikit saya sampaikan kalau data yang saya terima per bulan ini, perpindahan penduduknya, mohon maaf sekali lagi, di kantong-kantong masyarakat berpenghasilan rendah semakin meningkat,” kata Heru dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (6/2).

Akibat melonjaknya warga pendatang tersebut, Heru kemudian mengeluhkan ketika APBD DKI melonjak tajam, salah satunya dari sektor rumah sakit.

“Artinya apa? Pemda DKI akan menjadi beban. Contohnya ternyata masih banyak warga DKI yang butuh perawatan di RS tersebut. Karena mereka dari berbagai penjuru, dan wajar secara aturan boleh dirawat di Rumah Sakit Pasar Minggu. Kenapa? Karena dokternya bagus, RSnya bagus, AC, di tempat lain dia tidak temukan itu,” ungkapnya.

“Kami Pemda DKI tidak bisa melarang. Tapi ke depan APBD DKI akan terbebani. Contoh RS Pasming harus dibesarkan, Pemda DKI berkewajiban menambah tempat tidur,” sambungnya.

Heru kemudian memerintahkan aparatur pemerintah di wilayah untuk memperhatikan kedatangan para warga pendatang tersebut dengan lebih jeli.

“Walau pun di dalam Perpres ataupun Permendagri para RW, perpindahan penduduk manakala sudah tidak diperlukan rekomendasi. Tetapi hari ini saya minta Pak Walkot pak RW tetap perhatikan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain,” tegasnya.

Langkah tersebut ditegaskan juga oleh Heru sebagai antisipasipemberian jaring pengaman sosial tidak salah sasaran.

“Sekali lagi titip pak RW ke depan perpindahan penduduk itu sangat mudah tapi bagi DKI Jakarta yang memiliki jaring pengaman sosial, 17 pak, ada KJP, lansia, mahasiswa, ada bantuan beras Jakarta, sembako, ayam daging dan seterusnya, tidak bisa dibatasi, tapi yang saya sampaikan kalau masyarakat MBR terus berada di Jakarta terbebani oleh Pemda DKI dan itu suatu kewajiban,” pungkasnya.