HOLOPIS.COM, JAKARTA – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Rhenald Kasali mengingatkan agar pemerintah tidak jumawa dalam menghadapi ancaman resesi global 2023.

“Pertama, tentu saja kita tidak boleh jumawa ya. Karena sesuatu yang tidak terjadi kalau kita salah, terpeleset bisa saja kita, berat,” kata Rhenald Kasali dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (5/1).

Menurutnya, dampak dari resesi global di tahun 2022 nyaris menimpa Indonesia, yakni saat kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dolar yang tembus Rp15 ribu pada Desember lalu. Beruntungnya, permasalahan tersebut bisa cepat tertangani.

“Kita hampir kena, tapi untung cepat ditangani. Yakni saat kurs dolar sudah hampir Rp 15.788 pada tanggal 28 Desember kemarin. Tapi hari ini turun dan sudah bagus. Makanya kita tidak boleh jumawa,” tuturnya.

Lebih lanjut, Rhenald kembali mengingatkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang tek lepas dari persoalan global, salah satunya yakni perihal tingkat kesuburan di Indonesia.

Saat ini, angka kesuburan di Jakarta Barat tercatat sebesar 1,7. Sementara di Bali, Jawa Timur dan Solo angka kesuburannya masih berada di bawah 2.

“Artinya rata-rata angka kesuburan di tiap kota di Indonesia di bawah 2. Kita harus menjaga agar paling tidak 2. Supaya populasi penduduk di Indonesia stabil,” katanya.

Rhenald mendorong agar penduduk Indonesia bisa tumbuh stabil. Sebab kata dia, jika populasi penduduk turun, maka Indonesia akan terancam harus impor tenaga kerja.

“Akan banyak sekali orang asing yang menjadi imigran di Indonesia untuk menjadi pekerjaan karena Indonesia relatif lebih bagus dari negara lain,” tuturnya.

Selain itu, hal lain yang harus dijaga yakni ekspor Indonesia. Menurut dia, ekspor di Indonesia perlu ditingkatkan dengan lebih banyak komoditas baru yang disasar dan diciptakan.

Terkait ekspor tersebut, dia melihat salah satu sektor di Indonesia yang perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan yakni sektor manufaktur.