HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pemerintah akan memberikan insentif bagi kendaraan sepeda motor listrik hasil konversi sebesar Rp7 juta.
Namun, tidak semua motor konversi listrik dapat menerima insentif. Terdapat sejumlah syarat yang harus dipenuhi, dimana syarat tersebut mencakup kapasitas mesin hingga usia motor.
Adapun untuk batas usia motor yang akan menerima insentif tersebut yakni, yang di rentang 7 tahun hingga 10 tahun.
“Jadi jangan terlalu tua juga, nanti proses dibelakangnya itu nggak lulus karena ini harus diperiksa lagi seakan-akan motor baru,” kata Plt. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (1/2).
Nantinya, motor calon konversi akan disertifikasi di Balai Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mulai dari surat-surat hingga seluruh piranti motor, termasuk lampu.
“Harus disertifikasi di Balai kementerian Perhubungan, harus dilihat STNK, dicek lampu, semua akan dicek ulang” kata Dadan.
Selain itu, Kementerian ESDM juga mengusulkan sasaran penerima insentif difokuskan untuk motor dengan kapasitas mesin di atas 100 cubical centimer (CC), dengan populasinya yang cukup banyak di masyarakat.
Di samping itu, rangka dari motor berkapasitas mesin tersebut juga dinilai cocok untuk menggendong baterai lithium dengan kapasitas daya di kisaran 1,2 kilowatt per hour (kWh) hingga 1,5 kWh.
“Di atas itu sebetulnya silahkan saja bayar sendiri, kami ingin menyasar pada populasi kendaraan motor yang paling banyak, supaya penyiapan bengkelnya seragam” tuturnya.
Dengan demikian, program konversi motor listrik dapat dilakukan dengan masif dan cepat untuk mengimbangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang makin tinggi saat ini.
Sebagaimana diketahui, insentif untuk motor listrik nantinya akan terbagi menjadi dua. Untuk penyaluran insentif pembelian motor listrik baru akan dilakukan oleh Kementerian Perindustrian.
Sementara Kementerian ESDM sendiri akan bertugas menyalurkan insentif untuk konversi motor bermesin BBM ke listrik.
