HOLOPIS.COM, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres), Ma’ruf Amin angkat bicara terkait usulan kenaikan biaya haji hingga Rp69 juta, yang kini menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Menurut Ma’ruf, subsidi yang diberikan pemerintah terhadap biaya haji di tahun-tahun sebelumnya terlalu besar, sehingga perlu dikaji.

Apabila dana haji yang disubsidi pemerintah terlalu banyak, kata dia, dikhawatirkan akan mengganggu penyelenggaraan haji di tahun berikutnya.

“Saya kira kemarin itu subsidi yang diberikan kepada ongkos haji itu terlalu besar 59 persen, karena itu maka hasil optimalisasi daripada pengembangan dana haji itu menjadi terambil banyak,” kata Ma’ruf dalam konferensi pers yang dikutip Holopis.com, Rabu (25/1).

“Nah, kalau itu dibiarkan nanti pokoknya akan ke ambil, nanti haji yang berikutnya tidak akan bisa lagi diberikan lagi subsidi,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Ma’ruf menilai perlu ada penyesuaian biaya haji di tahun ini, agar subsidi biaya haji yang diberikan pemerintah untuk para jemaah haji akan berlanjut di masa yang akan datang.

“Oleh karena itu perlu ada penyesuaian harga yang kalaupun disubsidi itu tidak membuat kemudian terhentinya subsidi itu nanti. Jadi sustainability pemberian subsidi itu supaya tidak terganggu. Oleh karena itu, maka perlu ada penyesuaian,” katanya.

Meski begitu, penyesuaian biaya haji itu masih akan dibahas lebih lanjut oleh Kementerian Agama (Kemenag) bersama DPR.

“Nanti saya kira DPR akan membahas mana yang lebih tepat. Andai kata pun harus disubsidi, subsidi itu tidak mengganggu nanti subsidi subsidi untuk para haji berikutnya, itu saya kira,” kata Ma’ruf.

Dia berharap dalam pembahasan berikutnya, dapat ditemukan besaran subsidi yang rasional, yang tentunya sama-sama dapat meringankan semua pihak.

“Saya harapkan nanti ketemulah besaran yang lebih rasional yang bisa dipahami oleh para jamaah yang akan berhaji dan juga sustainability subsidi yang diberikan juga tidak terganggu,” pungkasnya.