HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ekonom, Rizal Ramli menegaskan bahwa saat ini Indonesia sudah tidak relevan lagi jika dipecah belah dengan sentimen-sentimen rasial. Sebab, persoalan suku dan agama sudah menjadi sejarah masa lalu yang tidak perlu dijadikan alat propaganda.
Justru kata Rizal, perbedaan-perbedaan yang menjadi keniscayaan bangsa Indonesia sepatutnya disikapi secara dewasa untuk menyongsong kebaikan-kebaikan bersama.
“Kami ingin menegaskan bahwa dalam negara yang mengakui sejak awal Bhineka Tunggal Ika, perbedaan-perbedaan agama, suku dan warna kulit sudah selesai demi tujuan keadilan, kemakmuran dan kedamaian rakyat dan bangsa kita. Perbedaan-perbedaan itu justru harus menjadi kekayaan dan ikatan kuat kebangsaan kita,” kata Rizal Ramli dalam keterangannya seperti dikutip Holopis.com, Rabu (25/1).
Pun demikian, ia menyayangkan bahwa saat ini masih ada saja elite kekuasaan yang terus menerus memojokkan agama, mengadu domba agama hanya demi mengaburkan perdebatan tentang persoalan yang lebih substantif, seperti persoalan ekonomi, hukum dan pola kekuasaan.
Para elite tersebut kata Rizal, cenderung memanfaatkan tim siber bayaran agar ruang debat di sosial media semakin ribut dengan hal-hal yang tidak substansial.
“Bahkan dengan menggunakan cara-cara berbayar untuk mempertahankan status quo yang tidak kompeten dan mengalihkan rakyat dari masalah-masalah riil yang dihadapi bangsa kita, terutama kesulitan ekonomi rakyat, hukum yang tidak adil, dan kecenderungan otoriter,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia pun mengutuk keras siapa pun yang melakukan upaya tidak baik itu terus dilakukan. Sekaligus Rizal meminta para elite tersebut menghentikan praktik semacam itu demi kehadiran demokrasi yang lebih sehat lagi.
“Kami mendesak agar pojok-memojokkan agama itu dihentikan, karena itu menyesatkan dan anti Pancasila,” tegasnya.