HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK RI) angkat suara terkait dengan kasus penganiayaan (pembacokan) terhadap security Komplek Istiqomah Cilandak, Stefanus Benny Sugiharto yang saat ini tengah ditangani Polsek Metro Cilandak, Jakarta Selatan.

Ketua GPK, Abdullah Kelrey menyampaikan bahwa pihaknya sangat menyayangkan insiden itu sekaligus turut berduka cita kepada keluarga korban. Sekaligus ia berharap kepada jajaran Polres Metro Jakarta Selatan lebih serius lagi untuk menangani kasus yang menonjol tersebut, demi memenuhi rasa keadilan dan menciptakan kepercayaan publik kepada Korps Bhayangkara.

“Kami berbelasungkawa, dan kepada Polisi, mohon jangan biarkan kasus yang mengakibatkan korban meninggal dunia ini mangkrak dan jalan di tempat,” kata Kelrey kepada Holopis.com, Minggu (22/1).

Menurutnya, kasus yang menyeret pelaku diduga bernama Rahmat dan kini sedang pengejaran oleh Polsek Cilandak ini patut di evaluasi. Terutama kinerja pucuk pimpinan Polsek Cilandak.

“Harus diusut secara serius, segera tangkap pelakunya. Jangan sampai kinerja dengan ketidakbecusan kinerja Polsek membuat nama besar lembaga Kepolisian tidak bagus,” ujarnya.

Kemudian, ia juga mendesak kepada Polda Metro Jaya untuk ikut memonitor proses penyelidikan hingga penyidikan kasus tersebut, sekaligus membuka prosesnya kepada publik demi transparansi kinerja kepolisian.

“Jangan ditutup-tutupi kasus ini, harus transparan disampaikan ke publik perkembangannya. Kapolres Metro Jaksel harus evaluasi Kapolsek Cilandak,” tutur Kelrey.

Rey mengingatkan tentang pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menginstruksikan jajarannya untuk menyerap aspirasi masyarakat, dan jangan sampai muncul anggapan kepolisian baru bergerak cepat jika diviralkan di media sosial. Kapolri juga menyebut stigma masyarakat tersebut harus dihapuskan.

Hal tersebut sesuai dengan konsep Presisi, seluruh jajaran polri harus prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan.

“Jangan padamkan api, pada saat api besar. Padamkan api saat masih kecil. Harusnya keseriusan penanganan itu muncul sebelum kasus ini viral,” tambahnya.

“Kemarin peristiwa Sambo terjadi di Jaksel dan dapat atensi khusus. Lha sekarang kasus pelaku sadis bak jagal ini terjadi lagi di Jaksel dan belum juga terungkap. Harusnya berkaca pada kasus Ferdy Sambo buat pembelajaran bagi Polres Jaksel dan soal kasus menonjol ini,” pungkasnya.