HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengaku telah mengetahui adanya praktik mafia beras. Bahkan dirinya mengaku telah mengantongi bukti terkait peran para mafia beras di tengah lonjakan harga beras.
Pria yang akrab disapa Buwas itu mengatakan, bahwa bukti tersebut didapatinya usai menelusuri adanya perbedaan harga beras impor yang cukup signifikan di pasaran.
“Beras yang saya lepas sekarang notabenenya broken 5, itu premium. Dilepas dengan harga Rp 8.300. Seharusnya dengan Rp 8.300 sampai ke konsumen Rp 9000 paling mahal. Tapi yang terjadi harganya tetap tinggi,” kata Buwas dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (20/1).
Buwas menuturkan, bahwa lonjakan harga yang terjadi pada komoditas pangan utama itu disebabkan oleh permainan para mafia beras.
“Saya sudah ikuti semua. Jangan dikira saya tidak ikuti. Ternyata para pedagang dapat beras dengan harga mahal. Bagaimana dia mau jual murah?” tegasnya.
Buwas menegaskan, Bulog akan berupaya memutus birokrasi berbelit yang dapat memberikan ruang gerak bagi mafia beras untuk menjalankan aksinya.
“Makanya saya undang pengusaha langsung. Siapa mau beli, saya buka. Tidak ada koordinator-kordinatoran. Apa itu ngumpulin pedagang, lalu diintimidasi?” lanjutnya.
Dia pun mengaku telah mengantongi bukti-bukti yang cukup terkait mafia beras tersebut,
“Jangan dipikir saya tidak tahu, ya. Ada rekamannya semua. Siapa saja orangnya, saya tahu. Di mana tempatnya, saya tahu. Model apa ini preman-preman begini,” tegasnya.
Buwas mengatakan, bahwa dirinya akan memberikan waktu bagi Satgas Pangan untuk segera mendalami dan memberi sanksi kepada pihak-pihak tersebut.
Buwas juga mengingatkan, bahwa dirinya juga akan menindak tegas pihak internal Bulog yang turut mempermainkan harga beras.
“Saya nanti kasih Satgas Pangan temponya. Saya tegaskan juga, kalau ada internal yang ikut bermain, akan langsung saya pecat. Tidak ada teguran-teguran,” pungkasnya