yandex
Selasa, 31 Desember 2024

China Tuding Amerika Serikat Sebagai Maling Minyak di Suriah

HOLOPIS.COM, JAKARTA – China menuding Amerika Serikat (AS) sebagai maling, karena dianggap mencuri minyak di Suriah. Tudingan negeri tirai bambu itu menyusul adanya laporan yang menyebut puluhan tank Washington mengangkut minyak dan dikirim ke pangkalan AS di Irak.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengungkapkan, militer Washington bertahun-tahun mengokupasi dan menjarah sumber daya alam Suriah.

Tindakan itu, menurut Wang, menempatkan Suriah diambang bencana kemanusiaan.

“Kami terkejut dengan keterusterangan dan kekejaman penjarahan AS atas Suriah, seperti perampokan yang memperparah krisis dan bencana kemanusiaan di Suriah,” kata Wang pada Selasa (17/1), sebagaimana dilansir dari Russia Today.

Wang kemudian mengutip statistik pemerintah Damaskus yang melaporkan paruh pertama 2022, lebih dari 80 persen minyak harian Suriah diselundupkan pasukan AS

Komentar Wang muncul sebagai tanggapan atas laporan media yang menyebut pasukan Negeri Paman Sam itu membawa minyak dari Suriah ke Irak.

“Entah AS memberi atau mengambil [minyak], itu menjerumuskan negara lain dalam gejolak dan bencana. Dan, AS mendapat keuntungan,” sesal Wang.

“Ini adalah apa yang disebut rules-based order,” sambung Wang.

Rules based order merujuk terhadap sikap dunia yang mendukung tindakan AS.

Terkait minyak yang diduga dicuri AS, pada 14 Januari, media pemerintah Suriah, Syrian Arab News Agency (SANA), melaporkan Konvoi 53 tank berisi minyak curian dari Suriah.

Minyak tersebut dilaporkan dibawa dari Provinsi Hasakah ke pangkalan AS di Irak.

Media itu juga menyebutkan sebanyak 60 truk tambahan menyelundup untuk mencuri minyak dan gandum kemudian dikirim ke Irak pada Januari ini.

“Hak hidup warga Suriah sedang diinjak-injak dengan kejam oleh AS,” kata Wang lagi.

Keterlibatan AS di Suriah dipicu konflik yang terjadi di negara Timur Tengah itu.

Pada 2011, Suriah tengah bergejolak dan memicu perang saudara. Warga menuntut Presiden Bashar al-Assad mengundurkan diri. Konflik ini lalu meluas dan memicu keterlibatan pihak internasional.

AS kemudian mengirim pasukan ke Suriah pada 2014. Di tahun-tahun selanjutnya, Washington menambah pasukan ke negara itu untuk melawan kelompok teroris iSIS.

Kemudian pada 2019, eks Presiden AS, Donald Trump, mengatakan sejumlah pasukan Washington akan tetap berada di Suriah demi kepentingan minyak.

Beberapa pihak menilai langkah itu sebagai cara AS menjaga sumber daya energi Suriah.

Satu tahun kemudian, Washington dan pihak berwenang Kurdi yang mengendalikan timur laut Suriah sepakat mengembangkan dan mengekspor minyak mentah di kawasan itu.

Namun, kesepakatan tersebut dianggap ilegal oleh pemerintah Suriah.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral