HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, bahwa pihaknya memberikan ruang bagi pemerintah daerah (Pemda) untuk membuat dana abadi, sebagaimana yang telah dijalankan oleh pemerintah pusat.
Jokowi berharap dengan dana abadi tersebut, Pemda bisa mengoptimalkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
“Pemerintah pusat sekarang punya sovereign wealth fund, daerah juga bisa seperti itu. Masukkan, yang memiliki DBH besar, yang memiliki PAD besar, disisihkan, ditabung di dana abadi,” kata Jokowi sebagaimana dikutip Holopis.com, Selasa (17/1).
Jokowi menegaskan, ketentuan terkait dana abadi tersebut telah diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).
“Itu sudah ada dalam Undang-Undang maupun PP Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah,” kata Jokowi.
Adapun dana abadi tersebut, kata Jokowi, dapat diinvestasikan di Indonesia Investment Authority (INA) yang merupakan sovereign wealth fund milik Indonesia. Dengan hal tersebut, diharapkan dana abadi itu dapat menghasilkan investasi yang lebih tinggi.
“Kalau INA mau beli jalan tol, INA mau beli pelabuhan, INA mau beli bandara, dana abadi itu bisa dimasukkan ke sana dengan return yang jauh lebih tinggi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Orang nomor satu di Indonesia itu meminta Pemda agar membelanjakan dana daerah untuk membeli produk-produk lokal alias dalam negeri.
Hal itu disampaikan Jokowi lantaran sampai saat ini, realisasi belanja produk lokal dari APBN maupun APBD masih sebesar 61 persen. Dia berharap, realisasi belanja itu dapat ditingkatkan.
“Kita ingin tahun ini meningkat lebih dari itu, syukur bisa 100 persen,” ungkapnya.
Jokowi juga turut menyinggung soal besarnya dana APBD yang mengendap di bank hingga akhir 2022, yang tercatat mencapai Rp123 triliun.
Dia pun mengingatkan kepala daerah untuk merencanakan program di daerahnya sebelum tahun berjalan sehingga anggaran yang telah diberikan tidak menjadi SiLPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran).
“Saya ingatkan untuk mendesain program, merencanakan program sebelum tahun berjalan. Jangan sampai menjadi SiLPA, jangan sampai menjadi SiLPA,” kata Jokowi.