HOLOPIS.COM, JAKARTA – Setelah terjadi gempa bumi dengan Magnitudo 7,9 di wilayah Maluku dan Sulawesi Tenggara, BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) keluarkan peringatan dini Tsunami pada pukul 00.47 WIB.

Setelah dua jam berselang, BMKG menyatakan peringatan dini tsunami berakhir pada pukul 03.43 WIB.

Berakhirnya peringatan dini tsunami itu, berdasakan proses permodelan dan pengamatan pada area yang terdampak oleh gempa.

“Setelah dua jam dikeluarkannya peringatan dini tsunami, maka BMKG mengakhiri peringatan dini tersebut,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat konferensi pers yang dikutip Holopis.com, Selasa (10/1).

“Namun kami tegaskan bahwa peringatan ini bukan dicabut, hanya diakhiri. Kami imbau agar masyarakat tetap waspada dan tetap beraktivitas seperti biasa,” sambungnya.

Dwikorita juga mengatakan, pengakhiran peringatan dini tersebut didasarkan pada standar perhitungan waktu kedatangan tsunami hingga dua jam setelah peristiwa gempa. Selain itu, melalui pemantauan kenaikan titik muka air laut di empat titik dipastikan tidak terjadi kenaikan secara signifikan.

“Berdasarkan observasi dengan metode ‘tide gauge‘ di empat lokasi sekitar gempa yaitu Seira, Adaut, Lirang dan Larat tidak menunjukkan adanya anomali atau perubahan tinggi muka air laut yang signifikan,” katanya.

BMKG menyimpulkan gempa dengan episentrum berada di 7,29 lintang selatan dan 137,18 bujur timur dan kedalaman 138 km. Terjadi akibat aktivitas subduksi di Laut Banda dan berdasarkan hiposenter gempa tergolong kategori menengah dengan mekanisme gempa berupa pergerakan naik (thrust fault).