HOLOPIS.COM, KUTAI KARTANEGARA – Ketua Asosiasi Marketing Indonesia Kabupaten Kutai Kartanegara, Hariyanto menyampaikan bahwa Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara adalah sebuah peluang besar untuk meningkatkan data tarik masyarakat untuk bisa berwisata di Kalimantan.
Bahkan kata Hariyanto, saat IKN Nusantara dalam tahap pembangunan infrastruktur pun, dampak positif itu sudah mulai bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar.
“Kehadiran IKN telah memberikan dampak positif yang luar biasa terhadap kemajuan sektor pariwisata di Kaltim,” kata Hariyanto dalam keterangannya kepada wartawan di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur seperti dikutip Holopis.com, Selasa (3/1).
Hal yang cukup kentara dampaknya adalah diangkatnya Kalimantan Timur oleh banyak media. Manfaatnya adalah keterkenalan, masyarakat mulai banyak memperbincangkan kawasan Tanah Borneo itu secara luas.
“Kalau kita perhatikan dan kita cermati isi pemberitaan media online nasional atau lokal dan sosial, keberadaan Provinsi Kaltim sudah familiar dikenal masyarakat nasional dan internasional, itu berkat brand IKN Nusantara,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia pun menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah memilih Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara, khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kukar sebagai pengganti DKI Jakarta.
“Kami mengapresiasi positif atas kebijakan Presiden Jokowi yang telah menetapkan wilayah Kaltim, khususnya Kabupaten PPU dan Kabupaten Kukar sebagai deliniasi IKN Nusantara,” ucapnya.
Manfaat Sektor Ekonomi
Selanjutnya, Hariyanto pun mengatakan bahwa keberadaan IKN Nusantara juga bisa memicu pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat lokal, seperti produk pertanian, perkebunan, kerajinan, UMKM yang akan semakin menggeliat dan dinamis.
Bagi dia, semua potensi itu yang harus segera diantisipasi unsur terkait dan para pelaku kepentingan di Wilayah Kaltim, khususnya Kabupaten PPU, Kabupaten Kukar, Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.
“Untuk itu, perlu disiapkan segera daya dukung wisata unggulan, kualitas dan fasilitas destinasinya, prasarana dan sarana transportasi yang terkoneksi secara baik, fasilitas hotel, dan oleh-oleh khasnya,” tutur Hariyanto.
Wakil Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Kabupaten Kutai Kartanegara ini menyampaikan, bahwa persoalan peningkatan kualitas sektor pariwisata juga harus didasari oleh 2 (dua) hal. Yakni supply (ketersediaan) dan demand (permintaan). Keduanya harus saling melengkapi dan menjadi poin penting untuk dipastikan dari sisi pemenuhannya.
“Kalau kita berbicara marketing, tentu kita berbicara juga tentang supply dan demand, artinya harus dicermati supply seperti apa dan demand seperti apa,” tandasnya. “Untuk ke depannya supaya obyek pariwisata yang lain di Kaltim lebih maju lagi, maka itu harus memperhatikan demand atau destinasi kawasan di situ untuk siapa,” imbuh Hariyanto.
Selain itu, persoalan target market juga harus diperhatikan serius. Jangan sampai peningkatan kualitas sektor pariwisata namun tidak diperhitungkan dengan matang siapa target pasarnya.
“Dari sisi pariwisata, kita harus juga memperhatikan customernya siapa, itu akan menyesuaikan. Kalau destinasi wisata itu untuk wisatawan nusantara atau wisatawan asing, maka produknya di dalam bisa disesuaikan ataupun kalau dua-duanya produknya juga bisa menjadi icon daya tarik juga terhadap wisatawan nusantara, sekaligus wisatawan asing,” jelasnya.
Ia pun memberikan contoh tentang daya tarik wisatawan berdasarkan klasifikasinya. Umumnya, wisatawan nusantara akan banyak tertarik kepada produk wisata buatan lokal atau modern, sedangkan wisatawan asing atau mancanegara lebih tertarik wisata alam yakni flora atau fauna, termasuk sosial dan budaya.
Jika semua itu dilakukan dengan baik, pria yang juga sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kutai Kartanegara itu yakin masyarakat lokal khususnya, akan mendapatkan nilai manfaat yang luar biasa dari IKN Nusantara di Kaltim itu.
“Merasa optimis, keberadaan IKN akan memajukan kesejahteraan masyarakat lokal Kaltim, khususnya di sektor pariwisata,” pungkas Hariyanto.