HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat setidaknya sebanyak 10.792 kali gempa bumi mengguncang wilayah Indonesia sepanjang 2022 ini.
“Dari total gempa bumi yang terjadi selama 2022 itu, ada sebanyak 807 kali gempa yang dirasakan dan sebanyak 22 kali gempa yang merusak,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam acara webinar yang dikutip Holopis.com, Jumat (30/12).
Daryono merinci, gempa merusak terjadi di Pulau Sumatera sebanyak lima kali, di Jawa sebanyak enam kali, Kalimantan satu kali, kemudian tiga kali di Sulawesi, Maluku-Maluku Utara tiga kali, dan Bali-Nusa Tenggara sebanyak empat kali.
Ia juga menyampaikan, bahwa sepanjang tahun 2022 ini telah terjadi dua kali gempa yang menyebabkan kematian, yakni gempa dengan magnitudo 6,3 di Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, dan gempa dengan magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
“Gempa Pasaman Barat M6,3 menyebabkan 25 orang meninggal dunia dan gempa Cianjur M5,6 menyebabkan 334 orang meninggal dunia,” katanya.
Daryono mengingatkan, bahwa langkah-langkah mitigasi sangatlah penting untuk dilakukan. Sebab, kata dia, gempa bumi merupakan fenomena alam yang sulit diprediksi kedatangannya.
Oleh Karena itu, ia mengatakan pihaknya telah melakukan upaya mitigasi tersebut dengan menambah jaringan seismograf untuk meningkatkan kapasitas pendeteksian gempa.
BMKG menempatkan tambahan satu seismograf di Jawa Timur, masing-masing dua seismograf di Sumatera dan Kalimantan, serta lima seismograf di Sulawesi.
“Saat ini BMKG mengoperasikan cukup banyak seismograf untuk memonitor gempa di Indonesia. Eksisting saat ini ada 438 seismograf,” kata Daryono.
Ke depan, yakni pada tahun 2023 nanti, BMKG akan membangun jaringan seismograf di 12 lokasi. Hal itu dilakukan demi mendapatkan hasil pengukuran gempa yang lebih tepat dan akurat.