60 tahun yang lalu di kota Solo, Jawa Tengah, telah lahir seorang anak laki-laki bernama Joko Widodo atau orang biasa memanggilnya dengan Jokowi. Seperti kelahiran pada umumnya, orangtuanya berharap kelak anak mereka dapat menjadi orang sukses.
Dan tidak diduga sebelumnya, ternyata berselang 53 tahun kemudian, Jokowi menjadi orang nomor satu di republik ini. Lebih hebat lagi, 5 tahun setelah itu beliau kembali terpilih menjadi presiden Republik Indonesia hingga saat ini.
Dengan berbekal pengalaman menjadi pengusaha kayu, walikota Solo dan gubernur DKI Jakarta, plus menjadi presiden pada periode pertama, Jokowi menciptakan slogan ‘Indonesia Maju’ pada periode kedua ini, yakni tahun 2019-2024.
Secara harfiah, Indonesia Maju artinya adalah Indonesia yang bergerak ke arah depan. Arah depan yang dapat kita artikan sebagai sesuatu yang pastinya berkonotasi positif. Sebab, bergerak ke arah depan atau ke depan merupakan gerak yang diharapkan oleh semua orang.
Untuk memulai langkah bergerak ke depan atau Indonesia Maju, Jokowi memiliki program prioritas yang tujuannya untuk menjadikan bangsa dan negara ke arah lebih baik lagi. Satu hal yang perlu dilakukan untuk itu, yakni melakukan program dan kebijakan yang memberi efek positif terhadap pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, pembangunan budaya dan pembangunan sumber daya di semua lini.
Misalnya, kebijakan yang paling fundamental di bidang ekonomi yakni dengan melakukan program pengampunan pajak atau tax amnesty dan melahirkan Undang-Undang Cipta Kerja. Kebijakan tax amnesty menjadi terobosan di tengah perekonomian yang masih belum stabil dan Undang-Undang Cipta Kerja menjadi upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dampak dari kebijakan tax amnesty dan Undang-Undang Cipta Kerja dapat dirasakan saat ini. Di saat pandemi Covid-19 meluluhlantakkan sendi-sendi perekonomian sebuah negara, justru Indonesia tetap berada dalam zona aman alias tidak terlalu berpengaruh dengan Covid-19, bahkan bantuan sosial pun digelontorkan pemerintah dengan jumlah puluhan triliyun rupiah. Ini terbukti dari data Bank Dunia pada tahun 2020, salah satu negara ASEAN yang perekonomiannya masih stabil akibat Covid-19 adalah Indonesia.
Padahal, pada waktu Covid-19 menyerang, negara sedang jor-joran dalam pembangunan infrastruktur. Namun, demi masyarakat, seluruh pembangunan infrastruktur yang besar ditangguhkan terlebih dahulu.
Ketika kita berbicara pembangunan infrastrukur, rasanya tidak ada yang membantah jika Jokowi adalah salah seorang presiden yang progresif. Betapa tidak, proyek pembangunan yang sempat tertunda bertahun-tahun, di tangan beliau dapat rampung. Dari ujung barat Jawa sampai ujung timur sudah ada jalan tol. Jalan trans Sulawesi, trans Kalimantan dan trans Papua pun sudah dibuat. Tak mau kalah dengan Jawa, pulau Sumatera pun akan dijejali jalan tol dari Aceh sampai Lampung.
Lagi-lagi, apa yang dilakukan oleh Jokowi semata-mata untuk mewujudkan Indonesia Maju. Jokowi dan saya pikir seluruh masyarakat setuju bahwasanya jalan, jembatan beserta seluruh infrastruktur pendukungnya adalah prasyarat untuk kemajuan sebuah bangsa dan negara.
Tak berhenti sampai di situ, untuk mewujudkan Indonesia Maju, Jokowi sadar jika pertahanan dan keamanan dalam negeri harus ditingkatkan. Nah, Jokowi pun telah menganggarkan pertahanan dan keamanan ratusan triliyun rupiah setiap tahunnya. Bekerjasama dengan pak Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan, Jokowi telah menganggarkan 1.700 triliyun rupiah dalam rangka modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista).
Dan lagi-lagi semua itu untuk Indonesia Maju. Sebab, negara maju adalah negara yang memiliki pertahanan negara yang kuat. Indonesia Maju berarti Indonesia yang memiliki pertahanan negara yang kuat, alutsista sebagai salah satu indikatornya.
Tak hanya itu, Jokowi pun sadar jika Indonesia Maju adalah Indonesia yang mampu menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Oleh sebab itu, di masa presiden Jokowi juga lah seluruh pengadaan dan proyek pemerintah, mulai tingkat pusat dan daerah, melalui sistem elektronik. Bahkan yang lebih hebat lagi, penerimaan calon pegawai negeri sipil dan sekolah kedinasan pun melalui online.
Tujuan lain dari modernisasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi tentunya adalah memutus potensi korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Dan patut kita ingat, salah satu indikator untuk menjadikan Indonesia Maju tentunya adalah bersih dari kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Sudah kita lihat bahwa upaya ke arah sana sudah ada, tinggal bagaimana kita untuk menjaga semua itu.
Jokowi pun menyadari jika Indonesia Maju tentu harus memiliki sumber daya manusia yang baik. Untuk menjawabnya, Jokowi tak segan-segan menggelontorkan dana untuk program bantuan operasional sekolah, kartu Indonesia sehat, kartu Indonesia, beasiswa LPDP dan program keluarga harapan. Semua program ini dilakukan karena Jokowi menyadari sumber daya manusia kita masih tertinggal dibandingkan negara maju.
Jadi, menurut saya dengan apa yang dilakukan oleh seorang Jokowi saat menjadi presiden, sudah sepantasnya dan selayaknya juga kita berikan gelar ‘Bapak Indonesia Maju’. Dengan berbagai alasan yang saya ungkapkan, saya pikir kita harus sepakat menobatkan title tersebut kepada beliau.
Walau mungkin masih banyak pro kontra yang terjadi, saya pikir kita harus jernih dalam melihat dan cermat dalam menilai jika Indonesia Maju akan dapat diwujudkan. Tentunya dengan kolaborasi dan dukungan semua pihak.
Ah, sudah panjang juga saya menuliskan tentang kinerja Jokowi. Sekarang saya ingin menutup tulisan ini dengan harapan agar di usia ke-60 tahun Jokowi bisa terus diberi nikmat sehat dan kekuatan untuk membuat Indonesia Maju. Selamat ulang tahun Bapak Indonesia Maju!!!.
Jokowi, Bapak Indonesia Maju
Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.