HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan analisis terbarunya terkait gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11) lalu.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati memastikan, bahwa gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,6 itu dipicu oleh patahan atau Sesar Cugenang.

“Ini adalah sesar yang baru teridentifikasi dalam survei yang dilakukan BMKG,” kata Dwikorita dalam keterangnnya yang dikutip Holopis.com, Jumat (9/12).

Dwikorita menyebut, sesar yang memiliki area seluas kurang lebih 9 kilometer persegi tersebut dinamakan Sesar Cugenang lantaran jalur patahannya berada di wilayah Kecamatan Cugenang, KabupetenCianjur.

Dikatakannya, sedikitnya 9 desa di Kabupaten Cianjur, dimana delapan diantaranya merupakan desa di Kecamatan Cugenang masuk dalam zona berbahaya untuk dihuni warga. Sebab, Sesar Cugenang merupakan sesar aktif yang rentan mengalami pergeseran atau deformasi kembali.

Oleh karena itu, Dwikorita mendorong pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur untuk merelokasi permukiman warga di sepanjang zona patahan atau Sesar Cugenang.

“Area sepanjang patahan harus dikosongkan dari peruntukkan sebagai permukiman, sehingga jika terjadi gempabumi kembali di titik yang sama, tidak ada korban jiwa maupun kerugian materil,” tuturnya.

Dia menegaskan, imbauan penting untuk diperhatikan karena jangan sampai proses rehabilitasi dan rekonstruksi berbagai bangunan yang terdampak gempa, rumah warga maupun berbagai fasilitas umum dan sosial lainnya kembali didirikan di jalur gempa tersebut

Kendati demikian, lanjut Dwikorita, area tersebut bukan berarti menjadi area mati. Area yang berada di jalur Sesar Cugenang bisa dimanfaatkan untuk keperluan pertanian, kawasan konservasi, lahan resapan, ataupun dijadikan destinasi wisata dengan konsep ruang terbuka tanpa bangunan permanen.

“Poin utamanya, area lintasan Sesar Cugenang terlarang untuk bangunan tempat tinggal maupun bangunan permanen lainnya,” pungkasnya.

Sebelumnya, gempa Cianjur sempat diduga disebabkan oleh aktivitas Sesar Cimandiri karena pusat gempa berada di dekat sesar tersebut. Namun setelah dilakukan analisis yang dilakukan oleh BMKG menyimpulkan bahwa gempa Cianjur disebabkan oleh sesar baru Cugenang.