HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan adanya Covid-19 varian baru BN.1 yang terdeteksi di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.

“Kami menemukan satu varian yang berbeda dengan yang lain,” kata Nadia dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (9/12).

Sejauh ini, Kemenkes mencatat terdapat 20 kasus BN.1 di Indonesia, dengan paling banyak dilaporkan di Provinsi DKI Jakarta sebanyak sembilan kasus.

Kemudian di Jawa Tengah lima kasus, Kepulauan Riau tiga kasus, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan masing-masing satu kasus.

Lantas, apa saja gejala yang timbul akibat varian baru NB.1 tersebut?

Nadia mengatakan, bahwa gejala umum seseorang terinfeksi Omicron BN.1 masih sama seperti subvarian Omicron XBB.

“Gejala umumnya sama seperti varian XBB,” ujar Nadia.

Gejala umum yang dimaksud seperti sakit tenggorokan, pilek, hidung tersumbat, batuk terus-menerus dan sakit kepala.

Kemudian terkait dengan gejala uniknya, Nadia mengaku pihaknya belum menemukan adanya gejala unik dari subvarian ini.

Kendati demikian, dia menegaskan pihaknya masih berupaya untuk mencari tahu terkait pola transmisi dan juga tingkat keparahan gejala dari subvarian yang diketahui berasal dari India itu.

“Belum dapat diambil kesimpulan, masih dimonitor pola transmisi dan keparahannya,” ucapnya.

Oleh sebab itu, Nadia mengimbau masyarakat untuk tetap patuh dalam menjalankan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan (3M).

Dia juga meminta masyarakat untuk segera mengakses layanan vaksinasi di sentra kesehatan terdekat.

“Tetap percepatan vaksinasi kami lakukan, dan vaksinasi booster masih menjadi syarat perjalanan,” katanya.