HOLOPIS.COM, JAKARTA – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru hingga hari ini terpantau terus melandai, setelah sempat mengalami erupsi pada Minggu (4/12) lalu.

Kini, tingkat aktivitas gunung api yang berada di provinsi Jawa Timur itu telah diturunkan dari level IV (awas) menjadi level III (Siaga).

“Tingkat aktivitas Gunung Semeru diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) terhitung sejak 9 Desember 2022 pukul 12.00 WIB,” kata Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (9/12).

Wafid menuturkan bahwa keputusan pihaknya menurunkan status tingkat aktivitas gunung api tertinggi di pulau Jawa itu berdasarkan hasil pemantauan visual dan kegempaan.

Kendati demikian, Badan Geologi tetap akan meninjau kembali jika terdapat indikator yang berkaitan dengan proses suplai magma ke permukaan.

Hal tersebut seperti gempa frekuensi rendah, tremor, tiltmeter, dan GPS dalam kecenderungan yang signifikan.

Adapun untuk hasil pengamatan visual, menunjukkan bahwa saat ini masih terjadi aktivitas letusan yang kemudian membuat tumpukan material letusan atau pyroclastic cone ataupun lidah lava.

Asap kawah teramati berwarna putih dengan tekanan lemah dan intensitas tipis hingga sedang yang membumbung setinggi 500 meter di atas puncak. Hal itu dapat teramati apabila cuaca sedang cerah.

Sejauh ini, potensi ancaman dari aktivitas Gunung Semeru hanya berupa banjir lahar dingin, itu pun baru akan terjadi apabila kawasan puncak Gunung Semeru dalam diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

“Potensi ancaman bahaya Gunung Semeru saat ini berupa banjir lahar bila material hasil erupsi dan awan panas guguran tercampur dengan intensitas hujan tinggi,” kata Wafid.

Oleh karena itu, lanjut Wafid, pihaknya mengimbau masyarakat untuk waspada akan potensi banjir lahar tersebut, utamanya mereka yang bermukim di dekat sungai Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Kobokan, dan Besuk Sat, serta anak-anak sungai di sekitarnya.