HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), Dwikorita Karnawati mengatakan area patahan Cugenang seluas 8,09 kilometer persegi merupakan zona berbahaya.

Patahan Cugenang ini merupakan patahan baru, yang jadi pemicu gempa Cianjur bermagnitudo 5,6. Untuk itu ia menyarankan pemerintah, agar merelokasi sebanyak 1.800 rumah yang ada di wilayah tersebut.

“Karena patahan-nya di wilayah Cugenang maka dinamakan Patahan Cugenang, patahan yang baru terbentuk atau ditemukan melintasi 9 desa di dua kecamatan dengan lintasan yang mengarah ke barat laut tenggara,” jelasnya saat konferensi pers secara daring seperti dikutip Holopis.com, Kamis (8/12).

Rincian desa yang dilintasi garis patahan ada 8 desa di Kecamatan Cugenang, yakni Desa Ciherang, Desa Ciputri, Desa Cibeureum, Desa Nyalindung, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Cibulakan, dan Desa Benjot. Kemudian, 1 di kecamatan Cianjur yakni desa Nagrak.

Dwikorita menjelaskan, zona tersebut harus dikosongkan dari bangunan tempat tinggal. Nantinya, wilayah itu bisa dialihkan jadi lahan pertanian, resapan, konservasi hingga objek wisata dengan catatan tanpa bangunan.

“Untuk konsepnya ruang terbuka tanpa ada bangunan, sehingga ketika kembali terjadi gempa di titik yang sama tidak ada bangunan yang ambruk menimpa warga atau korban jiwa. Namun intinya di lahan tersebut terlarang dari bangunan,” ujarnya.

BMKG juga meminta pemerintah daerah untuk tetap siaga dan waspada terhadap sesar aktif yang melintasi wilayah Cianjur, bahkan pihaknya telah memberikan peta sesar ke Pemkab Cianjur untuk menjadi acuan dan diwaspadai.