HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menyampaikan pendapatnya terkait arah dukungan capres di Pemilu 2024 mendatang.
Dia menyebut, perjalanan politik capres yang didukung oleh kelompok 212 rawan tumbang dalam pertarungan politik di tahun 2024 nanti, seperti sebelum-sebelumnya.
“Jangan-jangan nanti akan terulang lagi nih ya, Capres 2024 yang akan didukung oleh gerakan 212 kemungkinan juga akan kalah. Faktanya, Prabowo kalah juga misalnya ya,” kata Karyono dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Jumat (2/12).
Sebagaimana diketahui, PA 212 hingga saat ini belum menentukan kandidat capres yang akan diusungnya pada Pemilu 2024 nanti.
Dari kacamata Karyono sebangai pengamat politik, dukungan kelompok yang di naungi Habib Rizieq Shihab itu terttuju pada Anies Baswedan.
Menurut Karyono, efek gerakan 212 yang dimainkan dalam Pemilu 2024 tidak memberikan pengaruh yang signifikan, mengingat masing-masing pemilih memiliki pertimbangan sendiri.
“Saya kira dari survei-survei juga sudah terlihat. Pengaruh kelompok 212 terhadap elektabilitas kandidat capres itu tidak signifikan,” katanya.
Terkait dengan potensi massa 212 yang akan mengikuti arahan pimpinannya dalan memilih capres, Karyono menyebut hal itu tidak dapat dipastikan.
“Ini kan enggak bisa dipastikan. Nah kalau dijumlahkan saja juga dari total populasi berapa sih? Memang 2017 berhasil mereka. Tapi belum tentu keberhasilan DKI Jakarta kemudian secara linier ketika itu dikopi paste gitu diamplifikasi, belum tentu. Faktanya kemarin 2019 kalah. Dalam Pilkada Pilkada di luar daerah. Isu-isu itu juga tidak bertahan,” sebutnya.
Lebih lanjut, Karyono kembali menyinggung periode pertama kepemimpinan Presiden Jokowi. Dimana pada 2014-2019, Jokowi diserang dengan isu politik identitas. Namun nyatanya, hasilnya pun tidak signifikan.
“Pak Jokowi seolah-olah dituduh komunis misalnya, tapi faktanya dia Islam, beliau haji, dia sholat. Jadi publik itu juga punya pertimbangan. Jadi isu komunisme itu memang ada yang percaya tapi kan hanya sekian persen yang percaya. Tapi bagaimanapun juga yang namanya hoax itu harus diberantas dan saya mendorong supaya hoaks itu menjadi kejahatan extraordinary,” pungkasnya.