HOLOPIS.COM, JAKARTA – Terdakwa pembunuhan Brigadir Yosua, Bharada Richard Eliezer mengakui bahwa dirinya memang sempat berdoa sebelum membunuh rekannya tersebut.

Dalam persidangan untuk terdakwa Kuat Ma’ruf dan Bripka Ricky Rizal, Bharada Richard mengatakan bahwa maksud doanya tersebut justru agar atasannya, Ferdy Sambo bisa berubah pikiran untuk membunuh Yosua.

“Saya berdoa ‘Tuhan kalau bisa ubah pikiran Pak Sambo, kalau bisa ubah pikiran biar nggak jadi’, karena saya takut harus cerita ke siapa lagi, saya beraninya berdoa,” kata Eliezer dalam kesaksiannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (30/11).

Selepas berdoa, Richard pun kemudian hanya bisa pasrah melanjutkan skenario yang telah ditentukan oleh Ferdy Sambo.

Setelah insiden pembunuhan pun, Richard mengaku ada hal penting yang mendorongnya akhirnya merubah Berita Acara Pemeriksaan (BAP) pembunuhan Yosua dari tembak menembak hingga berubah jadi pembunuhan berencana.

“Selama tanggal 8 saya betul-betul dihantui mimpi buruk. Selama kurang lebih tiga minggu mimpi buruk terus. Saya merasa bersalah,” ungkapnya.

Richard juga mengungkapkan, dirinya sampai dihantui almarhum Yosua yang membuat dirinya kemudian merasa sangat bersalah.

Richard kemudian menambahkan, dirinya merasa tertekan katlrena harus menjalani pemeriksaan dan menjelaskan skenario yang dibuat Ferdy Sambo.

Dirinya justru merasa beruntung saat diamankan polisi karena dia tidak akan berkomunikasi lagi dengan Ferdy Sambo.

“Karena saya merasa tertekan. Beruntungnya saya, ketika saya dibawa tidak ada komunikasi saya dengan Ferdy Sambo, sudah lepas. Saat itu saya tidak bisa memakai HP,” ujarnya.