HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya peningkatan aktivitas gempa tektonik di Gunung Gede, pasca gempa Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11) lalu.
Menurut Kepala PVMBG, Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan mencatat, terjadi gempa tektonik lokal hingga mencapai 1.031 kali di Gunung Gede, dengan amplitudo 4-50 mm dan lama gempa 10-86 detik. Namun yang dapat dirasakan hanya sebanyak 13 kali.
Kemudian perihal aktivitas vulkanik, Hendra memastikan tak ada peningkatan intensitas gempa vulkanik di Gunung Gede.
“Gempa vulkanik hanya terekam sebanyak 2 kali dengan amplitudo 21-45 mm dan lama gempa 5-8 detik,” kata Hendra dalam keterangan tertulis yang dikutip Holopis.com, Minggu (27/11).
Sedangkan aktivitas kawah umumnya berupa hembusan asap putih tipis dengan tinggi 10 meter di atas puncak. Kondisi ini terus dipantau secara intensif dari Pos Pengamatan Gunung api Gede.
“Potensi bahaya saat ini adalah terjadinya erupsi freatik yang dapat terjadi tanpa adanya peningkatan kegempaan yang signifikan,” kata dia.
Berdasarkan hasil pengamatan, status aktivitas Gunung Gede hingga saat ini masih berada pada Level I atau Normal, dengan rekomendasi masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan turun ke dasar kawah dan tidak boleh mendekati kawah pada saat mendung maupun hujan.
Sebagai informasi tambahan, Gunung Gede secara administratif terletak dalam tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor.
Sedangkan secara geografis, Gunung Gede berada pada posisi -6.78 LU dan 106.98 BT dengan tinggi puncak mencapai 2211 mdpl.