HOLOPIS.COM, JAKARTA – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mencatat setidaknya sebanyak 59 guru meninggal dunia akibat gempa Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11) lalu.
“Untuk guru yang meninggal 59 orang,” kata Ketua PGRI Jawa Barat, Dede Amar dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (27/11).
Sedangkan sebanyak 500 guru mengalami luka-luka karena terkena reruntuhan bangunan yang hancur saat gempa bermagnitudo 5,6 tersebut.
Dede menuturkan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan posko utama di Cianjur untuk menghimpun data jumlah guru yang terdampak gempa, termasuk pemdataan bagunan sekolah yang rusak.
“Jadi datanya terus kita himpun. Bagunan sekolah juga banyak yang rusak, ini masih didata,” jelasnya.
Dede berharap, pemerintah dapat melakukan renovasi terhadap infrastruktur pendidikan yang rusak serta memberi trauma healing bagi para siswa dan guru yang menjadi korban gempa Cianjur.
“Sebelum KBM dimulai, PGRI mendorong untuk menumbuhkan semangat anak dulu. Semangat belajar dan pulih dari trauma. Nanti kita juga bersama Pemprov Jabar turunkan tim trauma healing,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dede mengaku pihaknya di PGRI Jawa Barat menggalang donasi untuk korban di Cianjur, bertepatan dengan peringatan HUT PGRI ke-77 tingkat Jabar yang dilaksanakan di Pemkab Bandung Barat pada Sabtu (26/11) kemarin.
Hasil donasi tersebut, kata Dede, akan disalurkan langsung ke posko utama di Pendopo Cianjur agar lebih memudahkan pendistribusian.
“Iya kemarin kita galang donasi dari peserta jalan santai yang diijuti 12 ribu orang. Hasilnya kita serahkan ke posko di Cianjur,” pungkas dia.